Motto singkat ini mungkin telah banyak sekali kita baca atau dengarkan. Bahkan mungkin sudah beberapa seminar kita ikuti selama hidup kita. Tetapi terus terang saja, sepertinya cara berpikir kekristenan zaman kini telah jauh dari pengertian awal dari para reformator saat mereka mengungkapkan motto ini.
Kekristenan zaman kini dipenuhi dengan pengajaran-pengajaran yang menambahkan sesuatu kepada anugerah Allah. “Sesuatu” itu mungkin tidak kelihatan secara mencolok, namun tetap saja sesuatu itu menegaskan bahwa percaya saja tidak cukup. Sesuatu itu mungkin mengatakan “kita harus hidup kudus untuk dapat mempertahankan keselamatan kita”, atau “memang kita diselamatkan dengan percaya saja, tetapi percaya itu harus disertai oleh perbuatan. Kalau tidak, tidak ada gunanya percaya itu, karena itu adalah iman yang mati” seraya mengutip Yakobus 2:17 & 22 dengan pengertian yang salah.
Banyak sekali pengajar-pengajar di dalam gereja yang mengajarkan hubungan antara iman dan perbuatan secara salah. Yang paling sering, tentu saja dari ayat-ayat di Yakobus 2:17-22 di atas. Dimana salahnya?
Kesalahan terbesar terjadi saat menafsirkan ayat-ayat itu sebagai “syarat untuk keselamatan.” Artinya, untuk dapat diselamatkan, maka iman saja tidak cukup. Ia harus disertai oleh dengan perbuatan. Tanpa perbuatan, ia tidak akan dapat diselamatkan. Demikian diajarkan, sehingga jemaat selalu ragu akan keselamatannya karena ada faktor “perbuatan” yang diakuinya lemah sehingga tetap ada keraguan akan keselamatannya.
Padahal tulisan Yakobus dimaksudkan bukan sebagai suatu “syarat untuk keselamatan”, tetapi sebagai suatu “tanda dari adanya keselamatan sejati” di dalam diri seseorang. Keselamatan sejati adalah karena anugerah Allah semata (bukan karena layak/upah), yang diterima melalui iman saja (bukan melalui merit/perbuatan baik). Keselamatan sejati selalu dimanifestasikan (ditunjukkan) oleh perbuatan baik seseorang. Karena itu, jika seseorang sudah diselamatkan, namun tidak ada perbuatan baik atau kasih, maka keselamatannya patut diragukan.
Karena itu rasul Yakobus menantang orang yang mengatakan ia punya iman yang menyelamatkan, padahal tidak menghasilkan perbuatan baik apapun. Ia berkata:
Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." (Yak. 2:18)
Sudah mengerti maksud rasul Yakobus? Sekali lagi, ia mau menekankan bahwa keselamatan sejati itu akan terlihat dari perbuatan-perbuatan baik seseorang.
Untuk merumuskan keselamatan, mungkin persamaan-persamaan ini membantu:
Keselamatan ≠ Iman + Perbuatan, tetapi
Keselamatan = Iman yang menghasilkan perbuatan
Ayat kedua yang sering dijelaskan secara salah adalah Filipus 2:12
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (Fil. 2:12)
Ayat ini diajarkan dengan pengertian bahwa keselamatan itu harus “dikerjakan” dengan arti harus bekerja melalui perbuatan baik dan kesucian agar kita berhasil mencapainya.
Penafsiran ini benar-benar menyesatkan dan mempengaruhi cara pikir orang Kristen awam yang tanpa sadar telah mengertikan jalan keselamatan iman Kristen sama dengan agama-agama lain di dunia yaitu bahwa “keselamatan adalah upah bagi perbuatan-perbuatan baik mereka.”
Padahal ayat tersebut bukan mengajarkan untuk mengejar keselamatan, tetapi untuk mengisi keselamatan mereka dengan pekerjaan-pekerjaan baik dan suci. Pengertiannya sama dengan pesan para Proklamator kita: “isilah kemerdekaan Indonesia dengan perjuangan untuk memakmurkan masyarakat Indonesia.”
Pengertian ini terlihat secara jelas jika kita membaca bahasa aslinya (Yunani koine), atau kita lihat semua terjemahan bahasa Inggrisnya saja karena kita banyak yang mengerti bahasa Inggris:
Therefore, my beloved, as you have always obeyed, so now, not only as in my presence but much more in my absence, work out your own salvation with fear and trembling,(ESV)
Wherefore, my beloved, as ye have always obeyed, not as in my presence only, but now much more in my absence, work out your own salvation with fear and trembling. (KJV)
And so, my dear friends, just as you have always obeyed, not only when I was with you but even more now that I am absent, continue to work out your salvation with fear and trembling. (ISV)
Kata yang dipakai adalah “work out,” yang berarti keselamatan itu sudah didapat, tetapi perlu diisi dengan perbuatan-perbuatan baik. Kata yang dipilih bukan “work for” yang berarti berbuat baik untuk diselamatkan.
Apalagi jika dilihat ayat selanjutnya, yang menjelaskan alasan mengapa kita perlu untuk “mengerjakan keselamatan” kita, yaitu karena Allah sudah menyediakan segala yang perlu bagi kita:
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (Fil. 2:13)
Pengertiannya sama dengan illustrasi ini. Seorang telah memiliki segala yang perlu untuk bertani: ladang, cangkul, bibit tanaman, air dan pupuk. Tetapi ia tetap perlu mengambil cangkulnya untuk menggemburkan tanahnya, menanam bibitnya, menyiramnya dengan air, memberi pupuk dan memeliharanya agar ladangnya menghasilkan dengan baik. Ia perlu "mengerjakan ladangnya,” artinya bukan ia bekerja supaya mendapat ladang, tetapi karena ia telah mendapatkan ladangnya dan segala yang perlu, maka ia perlu “mengerjakan ladangnya.”
Begitu artinya “mengerjakan keselamatan” kita. Kita berbuat baik itu untuk mengisi keselamatan kita, BUKAN untuk mendapatkan keselamatan kita.
Tapi mungkin Anda berkata “ah itu beti aja. Beda-beda tipis aja. Gak perlu dipermasalahkan, kedua penafsiran sama-sama baiknya?
Bagi orang-orang yang berkata demikian, saya mau katakan bahwa perbedaannya besar sekali, antara Sorga dengan Neraka. Karena jika masih beranggapan bahwa kita harus berusaha untuk diselamatkan dengan perbuatan baik kita, itu adalah sama dengan cara pandang orang Yahudi yang “mendirikan kebenaran diri sendiri” sehingga malah menolak “kebenaran Allah” yang akan membawa mereka kepada kebinasaan (Rom. 10:1-3).
Ini adalah DOSA terbesar yang banyak membawa orang ke neraka. Mereka berkata bahwa perbuatan mereka sendirilah yang akan membawa mereka ke Sorga. Dengan berkata demikian, maka mereka sedang mengatakan bahwa Kristus tidak cukup bagi mereka.
Gambaran dari sikap demikian adalah orang yang ingin memakai “pakaiannya sendiri” ke Sorga. Akibatnya ia malah dibuang ke Neraka (Mat. 22:11-13).
Pakaian keselamatan yang Allah sediakan adalah “pakaian kebenaran Kristus” yang dikenakan kepada kita. Caranya hanya dengan percaya kepada Dia saja. Lihat penjelasannya pada blog-blog kita terdahulu kita ini (bisa diklik linknya):
Jadi, berhati-hatilah dengan konsep “mendirikan kebenaran sendiri” ini. Ia disisipkan oleh Iblis kedalam Gereja-Nya untuk menyesatkan para gandum.
Karena itu para Reformator meneriakkan “Sola Gratia” untuk melawan konsep-konsep yang sekarang sudah kembali lagi ke dalam gereja.
Jadi, apa penjelasan dari Sola Gratia ini?
Agar mendapatkan cara pandang lain, saya terjemahkan saja satu artikel singkat dari Ligonier.org, salah satu organisasi pelayanan Protestan Reformasi yang terkenal di dunia yang berjudul “What Doses Sola Gratia Means?”. Berikut Blognya:
Apa yang dimaksud dengan Sola Gratia?
(Levi Berntson)
Salah satu motto yang terkait dengan Reformasi abad ke-16 adalah frasa Latin post tenebras lux ("setelah kegelapan, terang"). Berbeda dengan korupsi yang terjadi di Gereja Katolik Roma, para Reformasi melihat diri mereka menemukan kembali cahaya Injil Kristus. Doktrin ini secara tradisional dirangkum dalam lima sola Reformasi. Salah satu dari sola ini adalah istilah Latin sola gratia ("kasih karunia saja"). Bagi para Reformator, doktrin sola gratia sangat penting bagi pemahaman yang benar dan sepenuhnya alkitabiah mengenai keselamatan di dalam Kristus.
Sebagai contoh, Martin Luther (1483-1546) menyatakannya dengan cukup jelas:
"Tetapi tidak ada seorang pun yang dapat sepenuhnya direndahkan sampai ia mengetahui bahwa keselamatannya sepenuhnya berada di luar kekuatan, alat, usaha, kehendak, dan pekerjaannya sendiri, dan sepenuhnya bergantung pada pilihan, kehendak, dan pekerjaan pihak lain, yaitu Allah sendiri. ... maka ia telah mendekati kasih karunia, dan dapat diselamatkan."
Sesungguhnya, bagi Luther dan para Reformator lainnya, setiap penyelewengan terhadap doktrin sola gratia secara halus menyelundupkan usaha manusia melalui pintu belakang. Karena alasan inilah, pemahaman yang benar tentang sola gratia menjadi sangat penting bagi orang Kristen saat ini. Kemurnian Injil bergantung pada hal ini.
Untuk memahami apa itu sola gratia, pertama-tama kita harus memahami apa yang bukan sola gratia.
Sola gratia bukanlah "kasih karunia saja, sebagian besar."
Dengan kata lain, sola gratia tidak berarti bahwa Allah telah menyelesaikan sebagian besar pekerjaan untuk keselamatan kita, tetapi masih ada sedikit hal yang perlu kita sumbangkan. Kasih karunia Allah tidak membawa kita ke dalam suatu kondisi yang memungkinkan respons manusia yang netral. Jika demikian, hal itu akan menempatkan perbuatan manusia sebagai pengemudi, karena keselamatan kita pada akhirnya bergantung pada tindakan manusia.
Sola gratia tidak berarti bahwa Allah menggenapi keselamatan secara objektif tetapi tidak secara subjektif.
Dengan kata lain, sola gratia tidak mengajarkan kita bahwa Kristus membeli keselamatan yang terpisah dari keselamatan bagi Anda. Penebusan selalu bersifat khusus dan pribadi. Menyangkal hal ini adalah cara yang saleh untuk menyelundupkan perbuatan manusia ke dalam keselamatan. "Keselamatan" dalam Kitab Suci bukanlah pembelian sesuatu, tetapi penebusan orang-orang tertentu.
Sola gratia tidak berarti bahwa hanya sebagian dari keselamatan yang berasal dari kasih karunia saja.
Beberapa orang Kristen percaya bahwa orang-orang datang kepada Kristus atas pilihan bebas mereka sendiri, dan kemudian Allah secara berdaulat memelihara mereka dalam iman. Sebagian orang lain berpendapat bahwa orang-orang Kristen secara berdaulat ditarik kepada iman, tetapi mereka dapat kehilangan keselamatan mereka di kemudian hari. Dalam kedua kasus ini, kita secara tidak sengaja telah menyelundupkan perbuatan manusia ke dalam keselamatan. Jika pilihan manusia (baik sebelum atau sesudah pertobatan) adalah faktor penentu keselamatan, maka keselamatan pada dasarnya adalah hasil dari usaha manusia (yaitu perbuatan).
Jadi, apa yang dimaksud dengan sola gratia?
Allah telah menyelesaikan segala sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan Anda.
Keselamatan bukanlah suatu tindakan yang abstrak, tetapi penebusan yang penuh kasih karunia yang telah diselesaikan bagi Anda. Sejak kekekalan, Allah Tritunggal telah sepakat dalam perjanjian untuk menyelamatkan suatu umat bagi diri-Nya. Bapa memilih untuk memilih suatu umat bagi Anak (Lukas 22:29; Efesus 1:3-14), Anak setuju untuk memberikan keselamatan kepada umat tersebut (Mazmur 2; Yohanes 3:35; 14:31; 15:9), dan Roh Kudus mengaplikasikan keselamatan kepada umat tersebut (Yesaya 63:10-14; Yeh. 36:25-27; 37:14; Yohanes 3:5; 14:26; 15:26; 16:7-15; 20:21-23). Dengan demikian, keselamatan telah ditetapkan bagi Anda, diperoleh untuk Anda, dan diterapkan kepada Anda.
Keselamatan didasarkan pada kasih karunia Allah yang penuh anugerah.
Sola gratia berarti bahwa keselamatan Anda murni berdasarkan kasih karunia Allah. Paulus menjelaskan bahwa keselamatan umat pilihan Allah tidak didasarkan pada perbuatan manusia atau keputusan manusia. Sebaliknya, keselamatan ini sepenuhnya merupakan anugerah kasih karunia Allah yang diberikan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya (Rm. 9:15-16, 22-23; bdk. Kel. 33:19).
Dari awal hingga akhir, dari pemilihan hingga pertobatan ke surga, keselamatan adalah karena kasih karunia Tuhan semata.
Keselamatan adalah dari Tuhan.
Sola gratia berarti bahwa dari awal sampai akhir, keselamatan adalah dari Tuhan (Mazmur 3:8; 62:1; Roma 8:29-30). Kasih karunia Allah yang berdaulat tidak hanya muncul sebelum pertobatan untuk mengubah Anda, dan kasih karunia Allah yang berdaulat tidak hanya muncul setelah pertobatan untuk memelihara Anda. Sebaliknya, sejak dunia dijadikan hingga zaman yang tidak akan pernah berakhir, Allah memegang anak-anak-Nya dengan erat di tangan-Nya, dan Kristus akan membangkitkan semua umat-Nya pada hari terakhir (Yohanes 6:41-46). Dari awal hingga akhir, dari pemilihan hingga pertobatan ke surga, keselamatan adalah karena kasih karunia Allah semata.
Bagi orang Kristen, sola gratia adalah salah satu ajaran termanis di dalam Kitab Suci. Seperti yang dijelaskan oleh Luther,
Jika Allah bekerja di dalam diri kita, kehendak kita diubahkan, dan karena dihembusi dengan lembut oleh Roh Allah, kehendak kita kembali berkehendak dan bertindak berdasarkan kehendak dan kecenderungan yang murni dan atas kemauan kita sendiri, bukan karena paksaan, sehingga kehendak kita tidak dapat dibelokkan ke arah yang lain oleh perlawanan apa pun, tidak dapat dikalahkan atau dipaksa bahkan oleh pintu-pintu neraka sekalipun, tetapi kehendak kita tetap berkehendak dan bersukacita dan mengasihi yang baik, sama seperti sebelumnya kita berkehendak dan bersukacita dan mengasihi yang jahat.
Lalu apa yang harus kita katakan? Bagaimana kita dapat merespons keselamatan yang begitu besar? Satu-satunya jawaban yang mungkin adalah dengan berlutut di hadapan Allah kita yang penuh kemurahan dalam kekaguman yang rendah hati atas tujuan kekal-Nya. Kita harus berseru dengan ucapan syukur, "Tuhan, mengapa aku yang dipilih?"
Semoga bermanfaat.
Salam Kristen Awam
FB page: @KristenAwamPencariSorga
Youtube Channel: Kristen Awam
Website:
Buku-buku tulisan Kristen Awam dan terbitan BTBP dapat anda unduh di:
atau buku-buku teksbook seminary di:
Buku tentang Keselamatan (Doktrin Keselamatan) dapat diunduh dari:
Comentários