top of page
Writer's pictureSihol Christian Robirosa

#35 KEBANGKITAN KRISTUS & PEMBENARAN: Apa hubungan keduanya?

Updated: Jun 30



yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.” (Rom. 4:25)


Pengampunan & Pembenaran


Sebelum kita berbicara tentang hubungan antara kebangkitan Kristus dengan Pembenaran kita, terlebih dahulu kita harus mengerti dengan benar kedua aspek Penebusan Kristus ini, yaitu Pengampunan dan Pembenaran.


Sekalipun keduanya tidak dapat dipisahkan dalam karya penebusan Kristus, keduanya dapat dibedakan seperti kita membedakan kedua sisi mata uang. Keduanya merupakan satu paket penebusan kita dan sering dibicarakan secara bersama terutama oleh Rasul Paulus di dalam pengajaran-pengajarannya. Seperti contoh ayat di atas, Paulus menyebutkan keduanya bersama-sama sekalipun masing-masing memiliki tujuan yang berbeda. Kematian Kristus selalu dihubungkan dengan pengampunan dosa kita, dan pembenaran selalu dihubungkan dengan status legal kita dihadapan Allah.


Jadi ada 2 aspek dalam karya penebusan Kristus untuk kita, yaitu (1) Pengampunan dosa-dosa kita, dan (2) Pembenaran kita.


Lihat juga ayat-ayat lainnya ini:


Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.” (Rom. 5:16)


“Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.” (Rom. 5:18)


“Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.” (2Kor. 3:9)


Dari ayat-ayat di atas, rasul Paulus selalu mengkontraskan antara penghukuman karena pelanggaran dengan pembenaran. Apakah perbedaan keduanya?


Istilah-istilah yang dipakai oleh rasul Paulus itu merupakan istilah-istilah legal yang dapat dimengerti dalam konteks pengadilan.


Pengampunan adalah pemberian anugerah dengan melepaskan seseorang yang bersalah dari kesalahannya. Ini seperti amnesti yang diberikan oleh Presiden kepada seorang yang telah bersalah. Amnesti adalah hak prerogatif Presiden yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun dan dianggap sebagai keputusan final. Itu sifatnya anugerah saja.


Demikian juga dengan pengampunan. Kematian Kristus telah membuat orang percaya dapat diberikan pengampunan (Rom. 3:25). Pengampunan Allah itu bukan karena merupakan hak kita, tetapi karena anugerah saja.


Bebas, tapi nama sudah rusak, pekerjaan akan sulit didapat, dan malu selama hidupnya.


Itulah keadaan seorang terdakwa yang sekalipun sudah mendapat amnesti dan terbebas dari hukuman, tetapi masa lalunya masih melekat padanya. Setelah seorang terdakwa diberi amnesti, ia memang telah dilepaskan dari hukumannya, namun  hidupnya kedepan akan semakin sulit karena noda yang telah melekat padanya sebagai seorang penjahat.


Kecuali Presiden juga memberi hak Rehabilitasinya untuk merehabilitasi orang tersebut. Dalam hukum Indonesia, Rehabilitasi adalah hak seseorang untuk mendapatkan pemulihannya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya sebelum ia dijadikan tersangka.


Pada prakteknya dalam pengadilan di Indonesia, hak rehabilitasi ini tentu diberikan hanya kepada mereka yang memang terbukti tidak bersalah.

 

Tetapi di dalam Alkitab, rehabilitasi ini juga diberikan Allah kepada orang-orang yang telah diampuninya. Istilah yang sering dipakai adalah “Pembenaran” orang-orang percaya. Tetapi hak rehabilitasi melalui pembenaran ini jauh melebihi konsep hak rehabilitasi undang-undang di Indonesia. Mari kita diskusikan lebih lanjut.

 

Pembenaran orang-orang percaya: Lebih dari sekedar Rehabilitasi.

 

Konsep “Pembenaran” ini adalah fokus dari gerakan Reformasi Protestan abad 16. Konsep yang sudah ribuan tahun hilang dari dalam gereja setelah ditegaskan ulang oleh St. Agustinus pada abad 5.

 

Pembenaran adalah tindakan Allah yang menyatakan seseorang sebagai benar. Allah memberikan status kepadanya sebagai orang benar. Jadi ini BUKAN tentang keadaan seseorang yang memang benar atau suci (sering disebut sebagai “kebenaran forensik”) sehingga dinyatakan sebagai “orang benar” seperti konsep gereja Katolik, tetapi suatu kebenaran Allah yang dikenakan kepada orang-orang percaya. Hal ini dilakukan Allah dengan “mengenakan” kebenaran Kristus sendiri kepada orang-orang percaya (Gal. 3:27). Hal ini sama seperti setiap orang telah “mengenakan” pelanggaran Adam sehingga semua memperoleh penghukuman, maka setiap orang yang percaya juga telah “mengenakan” kebenaran Kristus sehingga mereka juga “menjadi orang benar.” Lihat ayat-ayat ini:

 

16              Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. 

17               Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. 

18               Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup

19               Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. (Rom. 5:16-19)

 

Konsep “mengenakan” ini di dalam istilah teologi dipakai istilah “imputasi.” Berikut adalah penjelasan imputasi ini.


IMPUTASI

 

(untuk mempelajari konsep Imputasi ini, baca lagi blog kita yang lalu: https://btbmindonesia.wixsite.com/home/post/unifikasi-dan-imputasi )

 

Kalau istilah “amputasi” berarti mengeluarkan sesuatu, maka istilah “imputasi” ini berarti memasukkan sesuatu atau mengenakan sesuatu. Apakah yang dikenakan itu? Mari lihat illustrasi ini:



Saat Kristus mati di kayu salib, Ia menanggung semua dosa kita karena dosa-dosa kita itu “dikenakan (diiputasikan)” kepada-Nya. Tetapi yang sering kita tidak mengerti adalah aspek dari diimputasikannya kebenaran Kristus kepada kita, sehingga sekalipun kita masih orang-orang berdosa secara forensik (secara riil sehari-hari), kita sudah dapat dipanggil sebagai “orang-orang benar.” Itu semua karena Allah “mengenakan” Kristus kepada kita.

 

Lihat lagi ayat-ayat ini:

 

·         Jadi, sama seperti melalui satu pelanggaran semua orang menerima hukuman, demikian juga oleh perbuatan kebenaran satu orang pula seluruh manusia menerima hidup dan pembenaran. Karena ketidaktaatan satu orang, banyak orang menjadi pendosa. Akan tetapi, karena ketaatan satu Orang, banyak orang akan dibenarkan. (Rom. 5:18-19)

 

·         Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita. (Rom. 4:22-25)

 

Konsep Imputasi ini bukan baru ditemukan oleh rasul Paulus, tetapi telah dinyatakan Allah pada mulanya yaitu saat Allah “mengenakan” kulit hewan kurban penebus dosa kepada Adam & Hawa untuk menutup aib mereka.


Gambaran pengenaan kulit binatang sebagai lambang keselamatan melalui jubah kebenaran itu kemudian dijelaskan oleh Yesaya dalam ayat-ayat Mesianiknya (Yes. 61:10). Lihat gambar berikut untuk dapat mengerti konsep jubah dan imputasi ini.




Kembali ke judul: Apa hubungan antara Kebangkitan Kristus dengan pembenaran kita?

 

Saat kita merayakan Kebangkitan Kristus hari ini, 31 Maret 2024, kita harus mengerti dan mengingat makna dari kebangkitan Kristus bagi kita. Lihat kembali ayat ini:

 

“yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.” (Rom. 4:25)

 

Kebangkitan Kristus adalah suatu “tanda” yang kelihatan dari pembenaran kita yang tidak kelihatan.


Mari saya jelaskan.

Pembenaran kita merupakan sesuatu yang tidak kelihatan dan sulit dijelaskan. Maka harus ada sesuatu kenyataan yang dapat dilihat, disaksikan atau didengar sebagai konfirmasi dari peristiwa pembenaran itu. Disini rasul Paulus menyatakan bahwa kebangkitan Kristus yang telah disaksikan oleh lebih dari 500 orang itu merupakan konfirmasi bahwa pembenaran kita itu juga merupakan suatu fakta sekalipun kita tidak melihat.

 

Kebangkitan Kristus adalah suatu bukti bagi para murid-murid-Nya bahwa segala yang Dia katakan itu adalah benar. Artinya, kebangkitan Yesus adalah suatu kesaksian yang Allah beri kepada para murid-Nya saat itu (dan diteruskan kepada kita) bahwa kebenaran Kristus kini dapat menjadi kebenaran kita orang percaya.

 

Singkatnya, kebangkitan Kristus adalah tanda yang kelihatan dari pembenaran kita yang tidak kelihatan. Sama seperti pencurahan Roh Kudus di hari Pentakosta yang kelihatan merupakan suatu tanda atau bukti dari peristiwa yang tidak kelihatan di Sorga yaitu pelantikan Yesus sebagai Tuhan dan Kristus (Kis. 2:36)

 

Terimakasih, semoga bermanfaat.

 

Salam Kristen Awam

FB page: @KristenAwamPencariSorga

 

Youtube Channel: Kristen Awam

 

Website:

 

Catatan:

Untuk buku-buku BTBM & Buku-buku Teologi lainnya saat ini belum dapat didownload karena Store kami di Diunduhaja.com mengalami kerusakan oleh kelalaian Hoster kami. Kami akan segera mengalihkan Toko Buku Rohani kami ke hoster lain. Mohon Maklum.

324 views0 comments

Comentarios


bottom of page