top of page
  • Writer's pictureSihol Christian Robirosa

Kehendak Bebas, Pilihan & Predestinasi (1)

Updated: Jun 17, 2020

Doktrin Keselamatan Protestan


Rekan-rekan BTBM,


Dari diskusi-diskusi di WA Group kita saya melihat banyak kita yang belum dapat mengerti dengan jernih tentang ketiga doktrin keselamatan yang penting ini, yaitu tentang “Kehendak bebas”, “Pilihan Allah” dan “Predestinasi.”


Ketidakmengertian tentang ketiga doktrin ini telah menimbulkan pergesekan-pergesekan di dalam Gereja Tuhan dan menyebabkan kubu-kubu yang berbeda. Tentu saja akan selalu ada kubu yang berbeda karena di ladang gandum Tuhan di dunia ini (di gereja-Nya), Iblis menaburkan benih lalang (orang-orang yang menyamar di dalam Gereja-Nya dan menaburkan ajaran-ajaran sesat serta memberi teladan hidup yang salah seperti hidup serakah – Mat. 13:41). Jadi akan selalu ada kubu yang berbeda, yaitu kubu yang setia kepada ajaran holistik Alkitab, dan kubu yang menyeleweng karena tidak setia kepada ajaran Alkitab yang holistik.


Hanya saja sering terjadi perdebatan tersebut bukan diantara kubu yang setia dengan Alkitab vs yang tidak setia, tetapi merupakan perdebatan antara kita yang sama-sama berada di dalam koridor ajaran yang benar, namun memiliki penafsiran yang tidak persis sama. Celakanya, seperti yang kita sudah saksikan di dalam diskusi-diskusi WAG kita, perdebatan terjadi karena kedua kubu sama-sama mempertahankan apa yang belum jernih dimengertinya. Karena itu terjadilah debat kusir yang tidak perlu. Kalaulah kedua kubu masing-masing bisa mengerti dengan jernih apa yang dipertahankannya, maka akan lebih mudah untuk mengambil kesimpulan, seperti – bersepakat untuk berbeda dengan perbedaan yang jelas. Dengan demikian kedua kubu dapat terus belajar cara berpikir pihak lain, sampai ia benar-benar diyakinkan bahwa konsepnya teruji dengan baik.


Perdebatan yang paling banyak di dalam diskusi-diskusi WAG kita adalah tetang topik “Kehendak Bebas”, “Pilihan” dan “Predestinasi.” Doktrin “kehendak bebas” akan mempengaruhi pengertian kedua doktrin yang lain. Karena ini sudah perdebatan klasik, khususnya tetang “Kehendak Bebas”, maka teman-teman sebaiknya baca saja ringkasan perdebatan antara Reformator Martin Luther vs Erasmus (cari di Google, lalu terjemahkan dengan Google Translate).


Tentulah kita memegang pandangan Luther karena berdasarkan analisa Kitab Suci yang komprehensif dan tetap dipegang oleh gereja-gereja Protestan sampai saat ini.


Secara ringkas, bahwa konsep “Kehendak bebas” yang berhubungan dengan keselamatan BUKANLAH “Kehendak bebas natural” (Natural Freewill) yang dimiliki manusia untuk memilih hal-hal lain selain hubungan dengan Allah (seperti bisa pilih mau makan lontong atau makan ifumie), tetapi adalah “Kehendak bebas moral” (Moral Freewill), yang mencakup KEMAMPUAN untuk dapat mengenal dan mempercayai Allah dengan kekuatan mentalnya sendiri.


Secara moral, manusia berdosa TIDAK MEMILIKI kebebasan ini karena ia sudah tertawan dosa. Tuhan Yesus mengajarkan ini (Yoh. 8:34) dan Paulus mengulanginya (Rom. 6:16).


Karena itu, tanpa anugerah Allah, manusia TIDAK MUNGKIN dapat mengenal dan percaya kepada Kristus dan diselamatkan (Yoh. 6:44, 65). Bahkan Yakobus Arminius mempercayai ini sehingga untuk dapat manusia percaya kepada Kristus, manusia harus diberi anugerah oleh Allah yang dikenalkan Arminius dengan istilah “Prevenient Grace” (Anugerah yang mendahului & menyanggupkan manusia untuk percaya). Menurut Arminius, anugerah ini dapat ditolak.


Tanpa memperpanjang bahasan tentang kelitan prevenient grace ini, kita melihat bahwa Arminius pun mempercayai secara implisit bahwa tidak ada Kehendak yang bebas secara moral sehingga seseorang dapat mengenal & percaya kepada Allah dengan “kekuatan kehendaknya sendiri.” Karena itu tidak semua orang dapat mengenal dan mempercayai Kristus sekalipun sudah dijelaskan sejelas-jelasnya. Hanya anugerah Allah lah yang dapat menjadikan seseorang percaya seperti ucapan Kristus di dalam Yoh. 6:44, 65 diatas.


Karena itu salah satu semboyan para reformator adalah “Anugerah mendahului iman.” Artinya, anugerah diperoleh oleh seseorang dahulu baru ia dapat memiliki iman, karena iman yang menyelamatkan (Saving Faith) adalah pemberian Allah. Dan karena iman ini adalah dari Allah dalam pelaksanaan misi penyelamatan yang menjadi rencana kekal-Nya, maka keselamatan sejati tidak mungkin dapat hilang (Yoh. 10:27-29; Rom. 8:28-30), karena iman yang sejati (Saving Faith) tidak mungkin hilang. Justru Allah memelihara keselamatan seseorang dengan memelihara imannya (1Pet. 1:5).

Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena (Yun “dia”= melalui) imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. (1Pet. 1:5)


Karena itu doktrin keselamatan yang dipegang oleh gereja-gereja Protestan adalah bahwa Keselamatan itu kekal, karena merupakan program kekal Allah yang tidak dapat dibatalkan. Coba perhatikan frasa-frasa dalam Roma 8:30 “mereka yang ditentukan dari semua, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya (berarti jumlahnya sama dengan yang ditentukan dari semula), mereka itu juga…dst sampai mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Artinya, mereka yang telah dipilih Allah dan ditentukan dari semula (dipredestinasi) oleh Allah akan semuanya dibawa sampai dimuliakan. Tidak satupun yang akan gugur (murtad).


Sekali lagi, doktrin keselamatan Protestan yang kita pegang ada dalam pengertian “Sola Gratia” (Hanya oleh anugerah saja), karena Allah bukan hanya menyediakan Jalan Keselamatan melalui Kristus, namun Dia juga yang memberi iman untuk percaya kepada-Nya, serta menjaga iman itu sampai pada akhirnya.


Setelah mengerti dengan benar dan jernih tentang doktrin keselamatan yang dipegang oleh kita kaum Protestan ini, maka kita telah siap untuk membahas doktrin yang lebih dalam lagi, yang sering disalahmengerti, yaitu Pilihan Allah dan Predestinasi.


PILIHAN ALLAH


Didalam kemahatahuan-Nya yang meretas dimensi tempat dan waktu, Allah mengerti bahwa manusia yang akan diciptakan-Nya akan jatuh didalam dosa dan mengalami perpisahan dengan-Nya (maut). Kasih-Nya yang tidak terbatas itu menggerakkan-Nya untuk merencanakan suatu tindakan penyelamatan agar manusia dapat bersekutu lagi dengan-Nya. Hikmat serta pengetahuan-Nya yang tidak terbatas itu kemudian memilih mereka yang akan diselamatkan-Nya melalui Logos-Nya yang akan menjadi manusia-Allah (Mesias) untuk menjadi korban pengganti manusia. Didalam semua itu, pilihan terhadap orang-orang yang akan menerima Keselamatan bergantung sepenuhnya kepada Diri-Nya sendiri yang lahir dari Kasih, Kebijaksanaan/Hikmat, Pengetahuan dan Rencana-Nya sendiri, dan BUKAN kepada manusia dengan segala “kemampuannya” (Rom. 9:11, Ef. 1:11)


Alasannya jelas:

Apapun rencana atau tindakan yang tergantung kepada manusia pasti akan gagal! Karena itu Allah menggantungkan seluruh pilihan-Nya kepada Diri-Nya sendiri (kepada sifat-sifat Diri-Nya sendiri yang dapat diandalkan, pasti dan Amin) yaitu kepada Kasih-Nya, Kebijaksanaan/Hikmat-Nya, Pengetahuan-Nya dan Rencana-Nya sendiri).


Apapun rencana atau tindakan yang tergantung kepada manusia pasti akan gagal! Karena itu Allah menggantungkan seluruh pilihan-Nya kepada Diri-Nya sendiri (kepada sifat-sifat Diri-Nya sendiri yang dapat diandalkan, pasti dan Amin) yaitu kepada Kasih-Nya, Kebijaksanaan/Hikmat-Nya, Pengetahuan-Nya dan Rencana-Nya sendiri).


Itulah DASAR dari pilihan Allah yang dinyatakan didalam seluruh Alkitab, secara khusus didalam Perjanjian Baru.


Sebelum kita membahas tentang dasar dan tujuan dari pilihan Allah, mari kita melihat tentang waktu terjadinya Pemilihan itu agar kita mengerti secara holistik tentang Pemilihan ini.



Waktu dari Pemilihan Allah


Banyak kalangan Kristen yang berpendapat bahwa pemilihan Allah terjadi karena orang tersebut telah terbukti datang dan percaya kepada Kristus, dan sanggup untuk bertahan sampai akhirnya.

Gambarannya selalu disampaikan seperti orang-orang yang mengikuti pertandingan: hanya yang menang saja yang dipilih. Mereka yang ikut pertandingan pada awalnya, tetapi tersandung saat melaksanakan pertandingannya, maka ia tidak akan dipilih (mereka misalnya salah menafsirkan 1Kor. 9:27 sebagai kekuatiran Paulus akan kehilangan keselamatannya). Jadi pemilihan – menurut konsep ini- adalah SEBAGAI AKIBAT dari respon seseorang kepada Kristus dan kemampuan seseorang untuk mempertahankan Keselamatannya (seperti katanya “yang penting bukan awalnya, tapi akhirnya”). Dengan perkataan lain, Pemilihan terjadi NANTI saat pengadilan akhir memutuskan apakah seseorang dianggap layak untuk dipilih atau tidak.


Konsep demikian adalah konsep agama-agama & kepercayaan-kepercayaan yang berdasarkan perbuatan, BUKAN konsep Kristen. Konsep seperti itu asing bagi Alkitab, karena mendasarkan pemilihan Allah kepada manusianya (lihat pembahasan berikutnya dalam butir “Dasar-dasar Pemilihan Allah), dan bukan kepada Allah.


Konsep Alkitab bertolak belakang dengan konsep demikian, karena Pemilihan dilakukan SEBELUM seseorang bahkan diciptakan. Lihat ajaran-ajaran para Rasul tentang waktu pilihan sebagai berikut:


1>> Pemilihan dilakukan “sebelum dunia dijadikan” atau “dari semula” (Ef. 1:3-6)

  • 3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.

  • 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

  • 5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,

  • 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. (Ef. 1:3-6)

2>> Pemilihan dilakukan “dari semula” atau “dari mulanya.”

  • 29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

  • 30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.(Rom. 8:29-30)

  • “Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.” (2Tes. 2:13)

3>> Pemilihan dilakukan “sesuai rencana Allah,” rencana mana dilakukan “sebelum dunia dijadikan.”


  • “yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.” (1Pet. 1:2)


Kata “rencana” diayat diatas didalam bahasa Yunaninya adalah “prognosis” yang berasal dari “pro” (= sebelumnya. Ingat kata “pre” dalam bahasa Inggris), dan “ginosko” yang berarti pengetahuan atau pertimbangan. Jadi “prognosis” berarti “pengetahuan atau pertimbangan sebelumnya.”


Artinya orang-orang pilihan telah dipilih saat Allah merencanakan Jalan Keselamatan itu. Kapan Jalan Keselamatan itu direncanakan-Nya? Sebelum dunia dijadikan (ay. 20).



>> Pilihan Allah dilakukan sebelum seseorang percaya kepada Kristus. Pilihan Allah lah yang membuat seseorang dapat percaya, bukan sebaliknya.


  • “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.” (Kis. 13:48)


4>> Pilihan Allah telah dilakukan sebelum seseorang dilahirkan, sebelum dapat melakukan sesuatu, atau “sejak kandungan ibu.”


  • “Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya—“ (Rom. 9:11)

  • “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,” (Gal. 1:15)


Dari ayat-ayat diatas, Alkitab dengan jelas menegaskan bahwa orang-orang percaya dipilih “sejak awalnya,” yaitu sejak sebelum dunia dijadikan. Istilah-istilah lainnya “sejak didalam kandungan, sejak sebelum dilahirkan” adalah kata-kata sejajar yang menekankan bahwa pilihan telah dilakukan Allah sejak sebelum dunia dijadikan. Jadi Pilihan kasih Karunia Allah itu dilakukan sejak sebelum manusia bahkan diciptakan, dan tidak tergantung kepada manusianya, tetapi semata kepada sifat Kasih, Pengetahuan,

Hikmat dan Kebijaksanaan-Nya semata (lihat diskusi bagian selanjutnya).


(Bersambung: Dasar-dasar Pilihan Allah, Tujuan dari pemilihan Allah, dan Keberatan-keberatan terhadap Doktrin Pilihan dan jawaban Alkitab)…pastikan terus mengikuti pembahasannya di blog berikutnya)


605 views0 comments

Comments


Commenting has been turned off.
bottom of page