top of page
  • Writer's pictureSihol Christian Robirosa

Kehendak Bebas, Pilihan dan Predestinasi (3)

Updated: Jun 17, 2020

TUJUAN PILIHAN


Setelah kita membahas tentang Dasar dari Pilihan Allah, apakah berdasarkan kepada manusianya (misalnya nanti orang itu akan percaya kepada Kristus atau tidak seperti pandangan prescience), atau semata-mata berdasarkan kepada Allah saja (sifat kasih-Nya, pengetahuan, hikmat, rencana dan kedaulatan-Nya), maka sekarang kita sampai kepada Tujuan dari Pemilihan Allah (apa tujuan Allah melakukan tindakan pemilihan ini).

Selanjutnya nanti kita akan membahas juga tentang keberatan-keberatan yang biasanya diajukan untuk menolak doktrin pilihan ini beserta jawaban Alkitab terhadap keberatan-keberatan tersebut. Dengan demikian kita akan mengerti secara jelas dan lebih holistik tentang Pilihan ini sehingga dapat menghindari kesalahamengertian terhadap doktrin yang penting ini.


Jadi, apakah Tujuan dari Pilihan Allah ini? Mengapa Allah harus memilih mereka yang harus diselamatkan-Nya? Mengapa Allah tidak memilih semua saja, atau sekalian tidak ada yang dipilih-Nya?


Tujuan dari pilihan-Nya adalah agar manusia dapat melihat kemurahan & kasih-Nya yang besar, sekaligus menyatakan kedaulatan-Nya atas manusia, sehingga manusia memuliakan-Nya. Dengan demikian manusia akan tunduk kepada-Nya dengan perasaan kasih dan hormat karena menyadari bahwa hanya oleh kasih karunia-Nya saja mereka memperoleh Keselamatan itu:


Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,· supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. (Ef. 1:5-6)

Apakah yang terjadi jika Allah tidak melakukan pemilihan untuk menyelamatkan orang berdosa?


Tindakan pemilihan Allah adalah satu-satunya jalan bagi manusia untuk memperoleh keselamatan. Jika Allah tidak memberikan anugerah pemilihan-Nya, maka tidak seorangpun yang dapat diselamatkan karena menurut keadilan-Nya, semua orang harus mendapat hukuman kekal.


Pilihan Allah adalah satu-satunya pengharapan manusia. Jadi, selayaknyalah kita bersyukur atas tindakan Allah itu, karena tidak ada jalan lain bagi manusia untuk mendapat keselamatan, kecuali melalui anugerah pemilihan Allah.


BEBERAPA KEBERATAN TERHADAP KONSEP PILIHAN ALLAH


Karena tidak dimengerti secara holistik tentang Pilihan Allah didalam Keselamatan, banyak kalangan orang Kristen sendiri yang menentang konsep bahwa seseorang diselamatkan karena ia telah dipilih Allah sekalipun konsep ini tersebar diseluruh Alkitab baik PL maupun PB. Beberapa keberatan tersebut adalah:


1. Allah TIDAK ADIL karena hanya memilih sebagian orang untuk memperoleh Keselamatan, sementara yang lain ditentukan-Nya bagi penghukuman. Apalagi pemilihan itu tidak memperhitungkan faktor manusianya. Jadi Allah semena-mena!


Adalah suatu fakta bahwa SEMUA manusia telah berdosa karena mereka mewarisi sifat dosa yang pada gilirannya membuahkan perbuatan dosa (Rom. 3:23). Karena itu kedudukan awal manusia setelah kejatuhan Adam adalah didalam dosa dan harus dihukum (Yoh. 3:18; 8:24. Band. Rom. 3:23; 6:23). Jadi manusia dihukum BUKAN karena mereka ditentukan (dipilih) untuk dihukum, tetapi karena dosa mereka.


Justru Pilihan Allah adalah tindakan anugerah yang menyelamatkan seseorang yang seharusnya dihukum. Pilihan ini didasarkan kepada sifat Kasih, Hikmat, Kebijaksanaan, Ke-mahatahuan, dan maksud-Nya sendiri, dan bukan kepada faktor manusianya.

Didalam pilihan-Nya, Allah tidak semena-mena atau pilih kasih, karena tidak seorangpun yang layak untuk diselamatkan-Nya. Allah merdeka dalam kehendak-Nya untuk menunjukkan kasih dan pilihan-Nya berdasarkan pertimbangan-Nya sendiri (Rom. 9:18-23). Jadi Ia mendasarkan pilihan-Nya kepada pertimbangan-Nya sendiri, bukan kepada elektabilitas seseorang.


Seseorang yang mengatakan Allah semena-mena tidak mengerti tentang kualitas pilihan Allah, dalamnya anugerah Allah, maupun kedaulatan Allah. Adakah seseorang lebih bijaksana dari Dia sehingga berhak menyanggah keputusan-Nya (Rom. 11:33-34)? Adakah Ia tidak berhak membuat apapun juga terhadap benda-benda ciptaan-Nya (Rom. 9:19-21)?


  • O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusankeputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!

  • Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? (Rom. 11:33-34)

2. Pilihan membuat seseorang sombong karena merasa dipilih Allah. Pilihan Allah juga membuat mereka hidup sembrono karena menganggap “sekali selamat tetap selamat.”


Justru sebaliknya!!. Karena ia tahu pemilihan Allah BUKAN berdasarkan sesuatu yang ada dalam dirinya tetapi semata karena kasih anugerah Allah, maka ia justru akan dengan rendah hati mengakui bahwa semuanya hanya karena anugerah.


Inilah yang menjadi pengakuan dan sikap hidup para Reformator.


Karena tahu mereka diselamatkan hanya karena anugerah, sehingga sekalipun mereka menjadi orang-orang yang paling produktif sepanjang sejarah gereja tetapi mereka tetap rendah hati dan mengaku bahwa semuanya hanya kasih karunia saja (“Sola Gratia”).


Sebaliknya, seseorang yang beranggapan bahwa ia dipilih karena ia lebih dulu memilih Allah/Kristus justru menjadi sombong karena ia beranggapan Allah memilih dia karena faktor dirinya. Orang-orang seperti ini tidak mengerti anugerah Allah dan selalu berusaha memasukkan faktor manusia kedalam Keselamatan. Karena itu juga mereka berusaha untuk “mempertahankan” Keselamatannya dengan kemampuan dirinya sendiri. Tidak heran juga mereka akhirnya tidak memiliki keyakinan tentang jaminan Keselamatannya, karena ia percaya sewaktu-waktu ia dapat jatuh dan murtad.


Demikian juga mengenai kesembronoan hidup. Seorang yang benar-benar mengetahui ia diselamatkan karena anugerah justru mengetahui bahwa Keselamatan mengandung unsur kematian, hidup baru dan pertumbuhan. Karena itu hidup didalam dosa bukan pilihan lagi, karena ia telah mati bagi dosa (Rom. 6:1-17. Band. 1Yoh. 3:8-9). Karena itu hidup mereka harus lebih baik dari sebelumnya, semakin kudus, dan semakin mengenal Kristus dan semakin mengerti Firman-Nya.


Sebaliknya, mereka yang berusaha “mempertahankan” Keselamatan dengan faktor-faktor dirinya sendiri (kesetiaan, usaha hidup suci, dsb.) akan mengalami keraguan dan ketidakjelasan mengenai nasib kekalnya. Mereka menjadi letih untuk mempertahankan keselamatannya karena tidak mengenal jaminan Allah yang akan menjaganya. Pada hakikatnya mereka tidak percaya kepada Allah karena tidak percaya akan jaminan Keselamatan-Nya (1Yoh. 5:10-13. Band. Yoh. 10:27-29).


3. Pilihan Allah melemahkan ketaatan orang percaya karena Allahlah yang melakukan semua. Untuk apa berusaha jika sudah “ditakdirkan” untuk selamat?


Pemilihan Allah bukan fatalisme (takdir). Konsep Takdir adalah penentuan Allah akan apa yang akan terjadi terhadap seseorang, baik maupun buruk. Jadi menurut konsep takdir, nasib buruk dan kejatuhan manusia kedalam dosa berasal dari Allah. Berbeda dengan pilihan Allah. Pilihan Allah adalah untuk memberi kebaikan kepada manusia yang sebenarnya harus dihukum neraka kekal. Jadi sifat dan tujuan dari Pilihan Allah sangat berbeda dengan konsep takdir. Didalam kekristenan tidak mengenal istilah dan arti takdir, karena nasib manusia ditentukan oleh pilihan hidupnya sendiri. Tetapi sayangnya, karena semua manusia mewarisi gen berdosanya Adam & Hawa, maka semua manusia telah memilih untuk berbuat dosa sehingga SEMUA orang harus mengalami maut/keterpisahan kekal dengan Allah (band. Rom. 3:23; 6:23).


Karena semua manusia pada dasarnya harus mengalami hukuman kekal, maka HARAPAN SATU-SATUNYA bagi manusia untuk dapat diluputkan dari neraka kekal adalah melalui anugerah pilihan Allah.


Untuk menjawab pertanyaan “mengapa berusaha untuk percaya, kalau toh Keselamatan itu merupakan pilihan”?, maka disini akan dijawab bahwa pilihan Allah pasti akan menghasilkan iman yang membuat seseorang bersungguh-sungguh mencari dan mendapatkan Keselamatan (Yoh. 6:44, 65; Kis. 13:48; Rom. 8:29-30).


Sebaliknya, ketidak acuhan atau penolakan terhadap undangan Keselamatan merupakan suatu tanda ia bukanlah orang pilihan. Jadi, respon seseorang terhadap undangan Keselamatan Allah itu menyatakan bahwa dirinya adalah orang pilihan Allah. Yang kelihatan menyatakan yang tidak kelihatan.


Untuk lebih mengerti kebenaran ini perhatikan illustrasi berikut:

ILLUSTRASI

PILIHAN ALLAH dan RESPON KEPADA INJIL


Setelah berbicara tentang pilihan, seorang pendeta ditanya oleh seorang anggota jemaatnya: “Pak pendeta, kalau toh saya dipilih Allah, untuk apa saya bersusah payah bertobat dan percaya kepada Kristus? Bukankah Allah tetap akan menyelamatkan saya? Itulah sebabnya sampai kini saya tidak mau susah payah untuk bertobat dan percaya, percuma saja. Kalau saya tidak dipilih toh saya tidak akan selamat, sehebat apapun usaha saya. Kalau toh dipilih, saya pasti diselamatkan, walaupun saya tidak berusaha untuk itu.”


Kebetulan disisi mereka ada 3 anak sekolah minggu yang sedang bermain. Lalu sang pendeta menempatkan mereka keatas tembok gereja setinggi 1.5 m, dan meminta mereka masing-masing melompat kedalam lengannya. Anak pertama dan kedua dengan senang hati melompat ketangannya, bahkan dengan teriakan yang girang/excited. Tetapi anak ketiga menangis dan tidak mau melompat sekalipun telah melihat kedua kawannya terdahulu ditangkap oleh sang pendeta.


Lalu pendeta itu bertanya kepada jemaatnya itu: “anda tahu mengapa anak pertama dan kedua ini mau melompat kepada saya sementara yang ketiga tidak?” “Tidak pendeta” jawab orang itu. Sang pendeta menjawab “sebab mereka adalah anak-anak saya, sementara yang ketiga bukan. Jadi ia tidak berani.”

“Begitulah” kata sang pendeta melanjutkan, “mereka merespon saya karena mereka percaya saya. Mereka percaya saya karena mereka anak saya. Ada hubungan batin yang tidak kelihatan. Tetapi anak yang ketiga tidak merespon karena tidak percaya saya. Dan ia tidak percaya saya karena bukan anak saya.


Demikian halnya dengan pilihan Allah. Seorang yang percaya dan merespon panggilan Injil adalah tanda bahwa ia adalah orang pilihan Allah (Yoh. 6:37). Tetapi mereka yang tetap tidak percaya, berarti mereka bukanlah pilihan Allah. Jadi pilihan Allah dan kepercayaan seseorang selalu sejalan, yang kelihatan menyatakan yang tidak kelihatan. Keselamatan adalah bagi mereka yang merespon undangan Injil untuk bertobat dan percaya.

Karena itu Injil harus diberitakan kepada semua agar orang-orang pilihan-Nya dapat diselamatkan.” (band. 2Tim. 2:9-10). Jadi pertobatan dan iman kepada Kristus bukan suatu pilihan, tetapi suatu KEHARUSAN bagi Keselamatan. Dan respon itu merupakan tanda bahwa ia adalah orang pilihan Allah (band. Kis. 13:48; Yoh. 6:44-45, 65; Rom. 8:29-30).


Artinya, respon kepada Injil selalu mengikuti pilihan Allah:

Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya (Kis. 13:48)


4. Bukankah Alkitab penuh dengan konsep bahwa Keselamatan diperuntukkan bagi “setiap orang yang percaya.” Artinya Keselamatan ditawarkan kepada setiap orang, sehingga setiap orang dapat merespon undangan Keselamatan dari Allah, dan bukan untuk orang pilihan saja.


Benar sekali. Kristus memerintahkan Injil harus diberitakan kepada “semua makhluk” dan “siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan” (Mar. 16:15-16). Injil harus diberitakan kepada semua orang karena:

  1. kita tidak tahu siapa saja orang pilihan Allah, sehingga pemberitaan Injil harus dengan setia disampaikan karena disetiap tempat (suku bangsa) karena disana ada orang-orang pilihan yang menunggu panggilan Keselamatan mereka (band. Kis. 13:48; 18:10).

  2. karena pemberitaan Injil juga sebagai alat penghukuman atau sebagai pengumuman hukuman bagi mereka yang akan binasa karena tidak percaya (Yoh. 8:24; band. 2Kor. 2:15-16).

Keselamatan juga adalah bagi “Setiap orang yang percaya.”

Hal ini tidak bertentangan dengan pilihan Allah, tetapi justru menguatkan. Seperti yang telah kita bahas panjang lebar diatas tentang iman, kita tahu bahwa seseorang dapat percaya kepada Kristus hanya jika Allah mengaruniakan iman kepadanya

(Yoh. 6:44; 65). Itulah iman yang menyelamatkan, yaitu kepercayaan yang datang dari Allah dan bukan dari manusia. Jadi, hanya jika Allah mengaruniakan iman kepada seseorang, maka orang itu dapat berbalik kepada Tuhan:


Ratapan 5:21a –“Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN, maka kami akan kembali”;

Yer. 31:18b – “Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik,”


Jadi seorang yang percaya dan merespons Injil dengan pertobatan dan perpalingan kepada Kristus adalah bukti/tanda yang kelihatan bahwa ia adalah salah satu dari orang-orang pilihan Allah (Yoh. 6:37). Yang kelihatan menunjukkan apa yang tidak kelihatan.


Jadi panggilan pertobatan & panggilan umum untuk percaya (melalui pemberitaan Injil kepada semua orang: “Barangsiapa percaya”) adalah bagi mereka yang masih diluar Keselamatan, tetapi setelah mereka diselamatkan, mereka harus mengerti bahwa Allahlah yang telah memilih mereka sebelum permulaan zaman sehingga mereka dapat percaya dan diselamatkan.


Karena itu kita mengerti mengapa para rasul berkhotbah “Bertobatlah dan percayalah kepada Yesus Kristus” kepada orang banyak (mis. Kis. 2:38; 3:19), tetapi kepada jemaat Kristus yang telah percaya dan diselamatkan mereka berkata “kamu telah dipilih dari dahulu kala” (mis. 1Pet. 1:2; Ef. 1:4; Rom. 8:29, dsb.).


Lihat illustrasi berikut:


Didalam Alkitab, jika dikatakan mereka yang “dipanggil dan dipilih” (Mat. 22:14) atau “panggilan dan pilihan” (2Pet. 1:10), atau “terpanggil dan dipilih” (Why. 17:14), maka artinya adalah orang-orang yang telah mendapatkan Keselamatan itu, yaitu mereka yang telah mendapatkan panggilan Injil pertobatan dan telah meresponnya oleh anugerah dan telah hidup didalam Keselamatan. Misalnya didalam 2 Pet. 1:10, disitu dikatakan jika seseorang mengerjakan Keselamatannya dengan sungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kepastian akan Keselamatannya (=”panggilan dan pilihanmu”), dan tidak akan pernah goyah lagi.


Jadi, panggilan Injil kepada semua orang tidak bertentangan dengan pilihan Allah, tetapi justru menguatkannya. Mereka yang dipilih pasti akan merespon panggilan Allah (Rom. 8:29-30). Yang kelihatan mengkonfirmasikan apa yang tidak kelihatan.

Jika dipelajari secara holistik (utuh-menyeluruh), doktrin pilihan ini sangat penting karena:


1) Doktrin ini memberikan kemuliaan seluruhnya kepada Allah. Karena itu para reformator dapat dengan leluasa dan dengan ledakan sukacita yang besar dan kerendahan hati yang dalam dapat berkata “SOLI DEO GLORIA: Kemuliaan hanya bagi Allah saja!” Keselamatan seluruhnya merupakan inisiatif dan tindakan Allah Tri Tunggal. Karena itu, kemuliaan seluruhnya hanya bagi Dia!


2) Doktrin ini menelanjangi ketidak-mampuan manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri, sekaligus menghancurkan kesombongan manusia. Karena itu doktrin ini dibenci oleh para pengajar palsu yang membanggakan “kehendak bebas” manusia yang semu dan yang menginginkan sebagian kemuliaan Allah bagi manusia.


3) Doktrin ini memberi sukacita besar kepada orang-orang percaya karena doktrin ini adalah SATUSATUNYA PENGHARAPAN bagi orang percaya. Jika Allah mendasarkan pilihan-Nya kepada faktor manusianya, siapakah yang dapat diselamatkan? Tidak ada! Puji Tuhan karena Allah mendasarkan Keselamatan kita hanya kepada Diri-Nya sendiri (Rom. 9:11 –KJV “not of works, but of him that calleth”).


4) Pilihan Allah merupakan SUMBER dari semua berkat Keselamatan yang diterima orang percaya, yaitu SEGALA berkat didalam sorga: dikuduskan (Ef. 1:4), diadopsi menjadi anak-anak Allah (Ef. 1:4), penebusan, pengampunan dosa, hikmat, pengertian, rahasia rencana Allah (Ef. 1:3-9). Pilihan Allah itu juga merupakan sumber dari Keselamatan kita: dikuduskan oleh Roh Kudus melalui kelahiran kembali yang dimungkinkan karena karya penebusan Kristus, sehingga orang percaya hidup dengan suatu pengharapan didunia ini, dan dapat menerima suatu bagian yang kekal disorga nantinya (1Pet. 1:2-5. Band. 2Tes. 2:13-14). Pilihan Allah itu juga adalah sumber dari kemuliaan yang akan diterima orang-orang percaya (Rom. 8:29-30).


5) Pilihan Allah adalah ALASAN mengapa orang-orang percaya dapat hidup dalam kekudusan dan berbeda dengan orang-orang lain (Kol. 3:12-17).


6) Pilihan Allah merupakan dasar kekuatan untuk terus maju sampai akhirnya sambil berbuah karena “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Rom. 8:31).


Lihatlah begitu pentingnya pilihan Allah itu sehingga semua doktrin Keselamatan dialaskan kepadanya. Karena itu jika ada teologi keselamatan yang menafikkan doktrin tentang pilihan Allah ini, maka teologi demikian tidak berdasar kepada Alkitab, tetapi kepada filsafat manusia yang kosong. Orang-orang yang menyandarkan hidupnya kepada teologi demikian seumpama orang yang mendirikan rumahnya diatas

dasar pasir. Saat kesulitan, penganiayaan atau penyesatan datang, mereka pasti roboh dan murtad.


(Bersambung: tentang PREDESTINASI)



1,256 views0 comments

Comments


bottom of page