top of page
  • Writer's pictureSihol Christian Robirosa

🅿🅴🅽🆃🅰🅺🅾🆂🆃🅰 Apakah Dapat Diulangi? Apa bedanya dengan Kebangunan Rohani?


Chart Pentakosta Sebagai Salah Satu Perayaan Utama Yahudi


Pendahuluan

 

Sekarang kita banyak mendengar dari mimbar-mimbar beberapa kalangan Kristen, bahwa peristiwa Pentakosta itu dapat dan akan terus diulangi. Bahkan kalangan itu menganggap bahwa Kebangunan Rohani di Jalan Azusa no 312 pada tahun 1906 adalah peristiwa “Pentakosta ke 2” setelah peristiwa Pentakosta aslinya di Yerusalem. Bahkan beberapa dari kalangan itu percaya bahwa akan ada lagi Pentakosta-pentakosta berikutnya.

 

Kalangan ini menganggap bahwa kebangunan rohani di Azusa Street itu adalah peristiwa kebangunan rohani terbesar yang “alkitabiah” karena ditandai dengan fenomena “bahasa roh” yang dipercaya sebagai suatu keabsahan suatu peristiwa kepenuhan Roh Kudus. Padahal banyak kebangunan-kebangunan rohani sebelumnya yang memiliki dampak yang lebih besar dan luas, seperti peristiwa-peristiwa “the Great Awakening” di Amerika & Inggris di awal abad 18 yang dimotori oleh Jonathan Edwards, George Whitefield, John Wesley, dsb., dimana fenomena yang terjadi adalah pertobatan massal. Bahkan banyak orang di jalanan yang tiba-tiba berlutut dan bertobat karena menyadari dosa-dosanya. Kebangunan rohani ini menyebabkan pertobatan, pengertian pembenaran karena iman, dan kekudusan hidup dan bukan kepada “bahasa lidah.”

 

Kita bisa melihat perbedaan kebangunan-kebangunan rohani dari peristiwa the Great Awakening yang didominasi gereja-gereja Protestan seperti gereja Anglikan, Baptis dan Metodis, dengan peristiwa Azusa Street yang menghasilkan gereja Pentakosta dan gereja-gereja Karismatik saat ini. Kebangunan rohani sejati yang terjadi pada peristiwa Pentakosta menghasilkan pertobatan orang-orang berdosa dan diselamatkan (Kis. 2:37-41). Fenomena berbahasa lidah itu bukan diberikan kepada orang banyak, tetapi kepada para murid, dengan tujuan untuk memberitakan Injil agar orang banyak itu mengerti dan bertobat. Konsep itu berbeda dengan konsep yang dipegang oleh para penganut Azusa Street Revival yang menekankan kebangunan rohani kepada “bahasa roh” sebagai tanda turunnya Roh Kudus. Hendaknya rekan-rekan Kristen Awam mencermati perbedaan ini dan memegang apa yang benar, karena fenomena berbahasa roh ini sudah memasuki fase-fase yang berbahaya, sampai-sampai percaya bahwa bahasa roh itu bisa dipelajari, bahkan ada sekolahnya.

 

Sekarang kita kembali kepada topik bahasan kita, apakah peristiwa Pentakosta itu sama dengan pristiwa-peristiwa Kebangunan Rohani yang bisa dan diharapkan terus menerus terjadi? Kita mulai dengan penjelasan apa itu peristiwa Pentakosta.

 

Peristiwa Pentakosta adalah penggenapan Janji Allah untuk menciptakan umat yang baru.

 

Perayaan Pentakosta tidak terjadi pada peristiwa pencurahan Roh Kudus di Yerusalem. Perayaan itu sudah dilakukan oleh kaum Yahudi sejak mereka berada di padang gurun dalam perjalanan ke Tanah Perjanjian. Perayaan ini merupakan satu dari 3 Perayaan Utama orang Yahudi yang ditetapkan Tuhan sebagai titik-titik penting (milestones) yang menggambarkan karya penebusan Mesias nantinya.

Sementara itu peristiwa pencurahan Roh Kudus di Yerusalem adalah penggenapan dari salah satu milestones tersebut. Berikut kita jelaskan 3 Perayaan Utama orang Yahudi tersebut secara singkat. Untuk lebih detilnya, baca blog terdahulu (klik judul ini): “Tiga Perayaan Utama Bangsa Yahudi dan Penggenapannya

 

Ada banyak perayaan orang Yahudi, tetapi Tuhan menetapkan 3 Perayaan ini menjadi Perayaan Wajib, dimana semua pria Yahudi diseluruh dunia yang telah berusia 12 tahun ke atas diwajibkan untuk merayakannya di Yerusalem. Ketiga Perayaan Utama ini disebut “Shalosh Regalim” yang berarti “Tiga Festival Ziarah” yang dicatat di dalam Ulangan 16:1-17.


Perhatikan Chart Ketiga Perayaan Utama di atas:

 

1.      Hari Raya Roti Tidak Beragi “hag ha masoth” (ay. 1-8), yg dikenal jg sebagai Hari Raya Paskah (“pesakh”-passover), karena bangsa Yahudi diluputkan dari maut berdasarkan pengorbanan (darah) korban Paskah. Perayaan ini telah mendapatkan penggenapannya saat Yesus, Anak Domba Allah memberikan darah (nyawa) Nya sebagai ganti nyawa kita agar kita yang percaya bisa diluputkan dari murka Allah (maut).

 

2.      Hari Raya 7 Minggu “hag sa vouth” (ay. 9-12), yang kita kenal sebagai Hari Raya Pentakosta (karena perayaan ini dirayakan satu hari setelah 7 minggu selesai, yaitu hari ke 50. Pentakosta dlm bahasa Yunani artinya hari ke 50). Hari Raya ini merayakan diterimanya ke 10 Hukum Taurat Allah di Sinai sebagai tanda bahwa bangsa Israel sudah berdiri. Yang dulunya budak, sekarang telah merdeka dan menjadi bangsa sendiri. Ini merupakan perayaan kemerdekaan. Dan setelah bangsa Israel menetap di Tanah Perjanjian, perayaan ini dirayakan untuk pengucapan syukur atas panen pertama  dari 7 hasil utama: gandum, jelai, anggur, ara, delima, zaitun & kurma. Perayaan ini juga disebut “hag ha bikurim” (Perayaan Panen Pertama).

 

Simbolisme ini digenapi saat Pentakosta Kristen di Yerusalem. Saat itu Roh Kudus dicurahkan ke atas orang-orang percaya pertama. Ke 10 Hukum Taurat digantikan oleh Hukum Roh Kudus yang tinggal di dalam jiwa yang merubah hati orang percaya. Saat itu juga Israel rohani, yaitu Gereja Tuhan resmi berdiri di bumi, yang ditandai oleh “panen pertama” yaitu bertobatnya 3000 orang dari berbagai bangsa yang dalam perayaan Yahudi digambarkan oleh bermacam-macam hasil panen.

 

Simbolisme hari raya 7 minggu ini telah digenapi secara presisi dan tidak multi tafsir. Tinggal satu simbol lagi yang belum digenapi, yaitu hari Raya Pondok Daun.

 

3.      Hari Raya Pondok Daun “Hag ha sukkoth” (ay. 13-17), yang sering juga dikenal sebagai “the Festival of Ingathering” (Hari Raya Panen Akhir). Hari raya ini adalah hari raya terakhir sebelum Tahun Baru Yahudi (“Rosh hashanah”). Ini adalah panen raya terakhir sebelum musim dingin.

 

Pada perayaan ini, bangsa Israel akan mendirikan pondok-pondok diladang dari dedaunan (pelepah korma, gandarusa, dll) dan menggantungkan berbagai hasil panen, khususnya buah-buahan. Selama 7 hari bangsa Isarel akan berada di pondoknya sembari mengingat kasih setia Tuhan yang telah melepaskan mereka dari Mesir. Pada puncak perayaan, yaitu hari ke 7, mereka akan pergi ke sinagoga dan mengelilingi Torah sebanyak 7 kali sambil mengucapkan “hosanna rabah” (dari bahasa aram “hosiana” yg berarti “selamat, selamatkan, juru selamat”) yang berari “Tuhan selamatkan kami” sambil Sofar ditiup. Dalam Yudaisme, hari raya Hosanna Rabbah juga dikenal sebagai Hari Penghakiman Akhir.

 

Simbolisme ini belum digenapi saat ini, tetapi gambarannya jelas. Ini adalah saat panen terakhir orang percaya sebelum datangnya penghakiman. Hal ini terjadi saat Akhir Zaman dimana semua orang percaya yang masih hidup dan yang sudah mati akan dikumpulkan bersama-sama untuk bersama-sama dengan Kristus selamanya. Kemudian sampailah kepada Penghakiman Terakhir (Why. 20:11-15).

 

Setelah ketiga perayaan utama itu, maka kalendar Yahudi akan ditutup dan dibuka lagi dengan tahun yang baru dengan perayaan Tahun Baru (Rosh Hashanah) yang menggambarkan periode/zaman baru yang akan digenapi sesuai Wahyu 21-22 (Bumi & Langit baru dan Kerajaan Kekal Allah).

 

Dari penjelasan di atas, peristiwa Pentakosta adalah suatu penggenapan dari 3 milestones Rencana Penyelamatan Allah, yaitu didirikannya Gereja, yaitu Israel Rohani dengan merubah hukum yang mendasarinya, dari huruf-huruh mati di batu Hukum Taurat, menjadi hukum yang dituliskan diatas hati manusia karena Roh Allah akan diam di dalam batin mereka, seperti janji-janji Tuhan ini:

 

Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, 

supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia; maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka. (Yeh. 11:19-20)

 

Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. 

Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. 

Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. (Yeh. 36:25-27)


Apakah peristiwa Pentakosta dapat diulangi?

 

Karena Pentakosta adalah penggenapan dari janji Allah dan merupakan salah satu dari 3 Master Plan Allah dan telah digenapi pada peristiwa Pentakosta di Yerusalem, maka Pentakosta TIDAK DAPAT diulangi. Dia sudah terjadi, sekali untuk selamanya. Karena itu adalah suatu penggenapan dari suatu janji. Janji tentang didirikannya Israel Rohani, yaitu Gereja yang umatnya akan diberi hati yang baru sehingga dapat taat, dan batin yang dimeteraikan oleh Roh Kudus (Roh Kudus diam di dalam mereka – Ef. 1:13-14).

 

Mengapa kalangan Pentakosta dan Karismatik masih menganggap bahwa peristiwa Pentakosta itu dapat diulangi? Karena mereka belum mengerti arti dari Pentakosta itu dan mencampurkan pengertiannya dengan peristiwa-peristiwa kebangunan rohani. Kebangunan rohani memang diharapkan terus terjadi, dimana Roh Allah memakai pemberitaan Injil untuk menyadarkan orang-orang berdosa untuk bertobat dan kembali kepada Allah, tetapi Pentakosta tidak dapat diulangi karena ianya suatu penggenapan yang sudah terjadi bagi berdirinya umat Israel rohani, yaitu Gereja-Nya di bumi. Perbedaan keduanya adalah perbedaan pengertian antara “dibaptis oleh Roh Kudus” dengan “dipenuhi oleh Roh Kudus.” Mari kita jelaskan perbedaan keduanya.

 

“Dibaptis oleh Roh Kudus” vs “Dipenuhi oleh Roh Kudus”

 

Di dalam Peristiwa Pentakosta dimana orang-orang pertama sekali mendengar Injil lalu bertobat dan percaya, maka mereka diselamatkan. Saat seseorang diselamatkan, maka mereka menerima materai Roh Kudus di dalam batin mereka (Ef. 1:13-14). Oleh Roh Kudus saat itu mereka dimasukkan ke dalam satu tubuh, yaitu tubuh Kristus (1Kor. 12:12-13). Atau dengan istilah lain, sekarang mereka berada “di dalam Kristus” (Rom. 12:5, 2Kor. 5:17, Gal. 3:28, dll). Inilah yang disebut sebagai “dibaptis oleh Roh Kudus” dan ini hanya berlaku sekali saja bagi seseorang saat ia diselamatkan.

 

Sementara itu “dipenuhi oleh Roh Kudus” adalah pengalaman orang-orang percaya setelah keselamatannya. Pengalaman ini adalah saat orang percaya diberikan kuasa, keberanian dan kekuatan dalam pergumulan hidupnya, khususnya di dalam pekerjaan mereka memberitakan Injil. Contoh pengalaman ini dicatat di dalam Kis. 4:23-31. Saat itu para murid diancam untuk ditangkap dan dianiaya karena memberitakan Injil. Mereka lalu berdoa memohon keberanian untuk memberitakan Injil dan mengadakan tanda-tanda mujizat (ay. 29-30). Allah mengabulkan doa mereka dengan memenuhi mereka dengan Roh Kudus (ay. 31).

Jadi pengalaman ini dapat dan bahkan seharusnya terus terjadi di dalam hidup orang percaya, bahkan kita diperintahkan untuk selalu dipenuhi oleh Roh Kudus (Ef. 5:18).

 

Jadi berikut dapat kita simpulkan jawaban dari judul blog ini, yang pada dasarnya terletak kepada perbedaan pengertian antara peristiwa “Baptisan Roh Kudus” dalam peristiwa Pentakosta, dengan peristiwa “dipenuhi oleh Roh Kudus” dalam peristiwa-peristiwa kebangunan Rohani:

 

1.      “Baptisan Roh Kudus” adalah inisiasi awal, dan “dipenuhi Roh Kudus” adalah pengalaman-pengalaman lanjutannya. Inisiasi hanya sekali, tetapi pengalaman lanjutannya dapat dan bahkan harus berulang kali.

 

2.      Peristiwa Pentakosta adalah satu peristiwa penggenapan akan berdirinya Israel Rohani (Gereja) sehingga TIDAK DAPAT diulangi, tetapi peristiwa-peristiwa Kebangunan Rohani adalah peristiwa-peristiwa yang dapat dan bahkan seharusnya terus menerus dialami.


Terimakasih, semoga bermanfaat.

 

Salam Kristen Awam

FB page: @KristenAwamPencariSorga

 

Youtube Channel: Kristen Awam

 

Website:

 

103 views0 comments

Comments


bottom of page