Saat menjalani Natal, maka fokus kita biasanya hanya kepada perayaan-perayaan yang memang sangat menyukakan kita. Sedikit kita membaca ulang dan merenungkan sekaligus membayangkan apa makna penting dari kedatangan Firman Allah yang supranatural itu. Mungkin kita hanya bisa membayangkan indahnya kedatangan para malaikat yang mengumumkan kedatangan bayi Mesias itu, atau kekaguman kepada para Majus yang dituntun sebuah bintang sehingga dapat menemukan kanak-kanak Mesias dirumah-Nya di Bethlehem.
Namun jika kita mulai berusaha untuk mencari tahu detil-detil dari peristiwa itu serta latar belakang dan situasi saat itu, maka kita akan mulai kagum akan peristiwa-peristiwa kedatangan Mesias itu. Bahkan kekaguman kita akan semakin tinggi jika kita mengerti bahwa Natal adalah satu titik dalam waktu (Kairos) dimana Allah masuk ke dalam dimensi waktu dan tempat ciptaan-Nya dan membatasi diri-Nya dengan keduanya. Bahkan didalam peristiwa Natal, kita dapat mendengar dan membaca tentang Kristus yang diumumkan menjelang dan saat malam Natal itu.
Pesan-pesan malaikat di dalam peristiwa-peristiwa itu membukakan Siapa sebenarnya Bayi Natal itu. Ringkasnya, pesan-pesan Natal itu mengungkapkan Kristologi yang kaya.
Berikut kita uraikan secara ringkas tentang Kristologi yang terungkap saat Natal, sebagai bahan renungan kita di setiap Natal.
Dia satu-satunya manusia yang “dikandung dari Roh Kudus” dan lahir dari seorang dara (Mat. 1:20, Luk. 1:25)
“Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” (Mat. 1:20)
Narasi “anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus” ini ditemukan di dalam Injil Matius dan Lukas (Mat. 1:20, Luk. 1:25). Anak ini bukan seorang manusia biasa, karena Ia lahir oleh Roh Kudus, bukan dari hasil dari percampuran benih pria dan wanita manusia. Karena itu Ia tidak mewarisi atau tercemar oleh dosa manusia, baik natur berdosanya manusia maupun perbuatan dosanya. Karena itu pengadilan tidak dapat menemukan kesalahan-Nya (Luk. 23:4, 14; Yoh. 18:38, 19:4, 6). Ia dibunuh karena muslihat para pemimpin agama yang kemunafikannya selalu merasa ditelanjangi.
Anak yang lahir di saat Natal itu adalah Firman Allah yang memakai rahim Maria untuk menjadi seorang manusia. Karena itu Ia adalah Manusia unik karena Ia adalah Allah sepenuhnya (bukan sebagian Allah), dan Manusia sepenuhnya yang memakai tubuh seorang manusia (Kol. 1:19, 2:9. Ia perlu mengenakan tubuh manusia karena Ia datang untuk menjadi Korban Penebus dosa, karena tidak mungkin korban-korban binatang dapat menebus dosa manusia (Ibr. 10:5-9. Perhatikan secara khusus ayat 5 “--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku—“)
Kemanusiaan-Nya unik, tidak ada duanya. Ia memiliki dua Natur (Yunani: “ousia” atau Latin: “essentia, substantia”) yaitu 100% Allah dan 100% manusia, didalam satu Pribadi (“hypostasis” [Yunani] atau “persona” [latin])-(klik disini untuk bacaan sederhana tentang Natur & Pribadi ini).
Kedua natur-Nya itu saling mendiami sepenuhnya tanpa percampuran, tanpa pengurangan, tanpa kerancuan. Ini yang disebut sebagai “perikhoresis.” Dalam inkarnasi-Nya, Firman Allah “menambahkan” unsur tubuh manusia ke dalam diri-Nya secara kekal, sehingga Ia menjadi “Allah yang immanen” yang dapat dilihat, didengar dan diraba oleh semua ciptaan-Nya. Inilah arti nama-Nya “Immanuel” (Im=bersama, nu=kita, el=Allah Yang Maha Kuasa), karena Allah yang Transenden itu telah menjadi Allah yang Imanen bagi ciptaan-Nya.
Saat Ia di dunia ini, Ia tidak memakai seluruh atribut keallahan-Nya, karena tujuan-Nya ke dalam dunia adalah untuk menjadi Penebus, menjadi Korban Penebus Dosa. Karena itu Ia “mengosongkan diri-Nya” dari atribut-atribut keallahan-Nya yang tidak diperlukan untuk penebusan dosa ini (Fil. 2:6-7). Karena itu saat Ia ditanya kapan waktu tepat kedatangan-Nya yang kedua kalinya, Ia mengatakan hanya Bapa yang tahu (Mat. 24:36). Mengapa? Karena itu bukan atribut yang diperlukan-Nya untuk menjadi Penebus dosa. Namun jika Kristus berkehendak untuk tahu, Ia bisa tahu karena Ia adalah Firman (logos) Allah sendiri. Tetapi Ia tidak mau melakukan yang lain kecuali kehendak Bapa-Nya (Yoh. 4:34, 6:38).
Bayangkan betapa mulia dan agungnya Bayi Natal itu.
Nama Bayi itu adalah “Yesus” (Mat. 1:21)
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Mat. 1:21)
Nama Yesus (Yunani: “Iesous” ) berasal dari nama Ibrani “Yehoshua.” Nama ini berasal dari kata nama Allah “Yehovah” yang berarti “yang ada dengan sendirinya” (paralel artinya dengan perkataan “Aku adalah Aku”) atau “yang kekal” (Strong H3068) dan dari kata “yashah” yang berarti “menyelamatkan” (Strong H3467). Jadi nama Yehoshua berarti Yehovah yang menyelamatkan. Nama ini sangat berarti karena kedatangan Firman (Logos) Allah ini adalah sebagai tindakan Yehovah sendiri untuk menyelamatkan umat manusia.
Sekalipun mungkin banyak nama Yehoshua di Israel pada masa sebelum Kristus, tetapi semua itu hanya merupakan gambaran bahwa hanya Allah saja yang dapat menjadi Juruselamat (Yes. 43:11). Namun penggenapan yang sebenarnya baru terjadi oleh Yesus Kristus.
Untuk dapat mendalami pentingnya nama Yehoshua ini, kita harus mengerti dulu pentingnya nama Yehovah ini. Nama ini sebenarnya tidak dapat diucapkan karena terdiri dari 4 huruf mati (konsonan) YHVH (ליהוה) yang sakral dan tidak boleh diucapkan sembarangan. Bahkan perintah untuk tidak menyebut Nama ini dengan sembarangan menjadi satu dari 10 perintah Hukum Taurat (Kel. 20:7, Ul. 5:11). Karena itu saat orang Israel membaca Nama ini, maka mereka akan menggantikannya dengan kata “Adonai” yang berarti “Tuhanku.”
Bayangkan betapa agungnya Nama itu.
Penyebutan “Yehovah” merupakan penyebutan latin yang baru dilakukan pada abad ke 2 dengan menyisipkan huruf-huruf hidup (Vokal) ke dalam YHVH dan diadopsi pertama kali dalam bahasa Inggris oleh William Tyndale dalam alkitabnya New English Bibles of the Reformation pada awal abad 16.
Nama YHVH sendiri merupakan Nama yang “disembunyikan” oleh Allah selama sekitar 2500 tahun sebelum diungkapkan kepada Musa (Kel. 6:1-2). Sebelum Musa, Allah hanya menyatakan kepada manusia dengan jabatan atau hakikat-Nya sebagai Allah Yang Mahakuasa (El-shaddai,- Kel. 6:2). Jadi YHVH merupakan Nama Pribadi Allah dan El-shaddai atau Ellohim adalah jabatan/atibutnya. Seperti “Presiden Jokowi,” – “Presiden” adalah jabatannya, dan “Jokowi” adalah nama pribadinya.
Sekalipun kita membaca Nama YHVH ini sudah ada sejak Kej. 2:4, kemungkinan Musa memasukkannya untuk memberi ketegasan bahwa Allah (Ellohym) itu adalah Allah yang bernama YHVH agar bangsa Israel langsung dapat memusatkan perhatiannya kepada Allah satu-satunya, yaitu Allah yang bernama YHVH.
Pernyataan Nama YHVH kepada Musa dihubungkan dengan misi penyelamatan-Nya untuk bangsa Israel keluar dari Mesir. Karena itu kita harus selalu ingat bahwa signifikansi Nama YHVH adalah peran Allah sebagai Juruselamat. Dan Nama itu adalah satu-satunya Nama Pribadi Allah dan suatu Nama yang sangat sakral sehingga bangsa Yahudi tidak pernah berani menyebutkannya. Sampai saat ini.
Karena itu, saat malaikat Gabriel memberitahu Maria (Luk. 1:31), demikian juga dengan pemberitahuan kepada Yusuf (Mat. 1:21) untuk menamai anak itu dengan Nama Yehoshua, maka kita mengerti bahwa itu bukan suatu peristiwa biasa. Peristiwa itu merupakan penggenapan yang lebih besar dari peristiwa saat Allah memperkenalkan Nama Pribadi-Nya kepada Musa. Saat ini YHVH sedang mengatakan bahwa Anak yang akan lahir itu merupakan YHVH yang akan datang langsung ke sejarah manusia untuk menggenapi janji Penebusan yang telah dikatakan-Nya berulangkali selama hampir 4000 tahun sebelumnya.
Pada kedatangan-Nya yang pertama kepada Musa, YHVH hanya menyelamatkan bangsa-Nya melalui Musa & Harun. Namun kali ini, Dia sendirilah yang datang ke dalam sejarah manusia, untuk menggenapi perkataan-Nya “Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku” (Yes. 43:11).
Saat hidup-Nya di dunia ini, Yesus (Yehoshua) pernah berkata 2 kali bahwa Nama YHVH itu telah diberikan kepada-Nya (Yoh. 17:11 & 12). Kita harus mengerti dengan benar implikasi dari perkataan Kristus ini. Artinya, Nama YHVH dengan segala kebesarannya yang kita kenal dari Perjanjian Lama itu, semuanya kini telah dilebur ke dalam Nama Yehoshua ini. Artinya segala keagungan, kemuliaan, kesucian dan hormat yang ada di dalam Nama YHVH itu kini ada di dalam Nama Yesus. Karena itu, Yesus juga yang akan menghakimi dalam pengadilan akhir Allah nanti (Yoh. 5:22). Ia juga akan menjadi Raja di Sorga yang duduk diatas takhta Allah (Why. 22:1-5)
Bayangkan betapa agung dan mulianya arti dari Nama Yesus itu! Sudah selayaknya kita menghormatinya secara gentar dan hormat lebih dari orang Yahudi menghormati Nama YHVH.
Ia juga akan disebut “Imanuel” (Mat. 1:23)
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. (Mat. 1:23)
Seperti yang telah kita diskusikan di atas, Anak Natal ini juga akan disebut “Imanuel” yang berarti “Allah beserta kita.” Mengapa dinamai demikian?
Karena Allah yang transenden itu datang ke dalam sejarah manusia dan menjadi “imanen” yang berarti “dapat dikenal, dimengerti dan dipahami.” Jadi kita dapat mengenal Allah yang Transenden (“Bapa”) melalui Allah yang Imanen (“Anak”) - Yoh. 1:18.
Dengan mendengar dan melihat Yesus (“Anak”), maka kita sudah mendengar dan melihat Allah (“Bapa”).
Saat Filipus ingin agar Tuhan Yesus menunjukkan Allah itu kepada mereka, maka Tuhan berkata bahwa “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14:9), karena Bapa ada di dalam Dia, dan Dia ada di dalam Bapa. Ini adalah konsep perikhoresis, yaitu saling mendiami sepenuhnya. Artinya, saat kita melihat, mengerti, mendengar Yesus yang imanen, maka dalam saat yang sama sebenarnya kita sudah melihat, mendengar dan mengerti Allah yang transenden itu.
Hal ini tidak hanya berlaku saat Kristus di dunia ini saja, tetapi juga sampai di kekekalan Sorga nanti. Di kekekalan nanti, Anak Domba itu akan selamanya bersama dengan kita. Jika ditanyakan, dimanakah Allah itu, maka kita akan menunjuk kepada Anak Domba itu, karena Dialah perwujudan Allah yang transenden (tidak kelihatan dan tidak terjangkau) menjadi sesuatu yang dapat dilihat, didengar dan diraba. Di Sorga, jika Allah adalah Cahaya lampunya (yang hanya dapat dirasakan tetapi tidak ada wujudnya), maka Kristus adalah Lampunya (yang dapat dilihat wujudnya dan yang memancarkan Cahaya itu – Why. 21:23). Disana kita juga akan melihat Allah duduk di atas takhta-Nya, tetapi yang terlihat duduk disana adalah Kristus, karena Dialah wujud Allah (Why. 22:1, 3). Disana kita akan memandang wajah-Nya (tunggal – Why. 22:4).
Itulah artinya Anak Natal itu adalah Imanuel, karena Ia akan bersama kita selamanya.
Ia adalah “Juruselamat” (Luk. 2:11)
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Luk. 2:11)
Bangsa Yahudi sangat tahu dan sadar bahwa “tidak ada Juruselamat selain YHVH”:
“Aku, Akulah TUHAN (YHVH) dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.
Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN,” (Yes. 43:11-12)
“Tetapi Aku adalah TUHAN (YHVH), Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku.” (Hos. 13:4)
Karena itu saat malaikat Allah mengumumkan bahwa Bayi yang lahir itu adalah Juruselamat, maka mereka mengerti bahwa Bayi itu memiliki hubungan dengan Yehovah (YHVH), yaitu Allah mereka yang selalu datang sebagai Penyelamat (Juruselamat).
Peran Allah sebagai Juruselamat ini merupakan peran mayoritas yang dicatat di dalam Kitab Suci. Kata “Juruselamat, menyelamatkan, penyelamat” dapat ditemukan sebanyak 226 kali dalam 218 dalam Alkitab versi LAI.
Di dalam Perjanjian Lama, Allah Yehova (“TUHAN Allah”) merupakan figur satu-satunya sebagai Juruselamat dan meletakkan pondasi bahwa tidak ada Juruselamat lain selain Dia sendiri. Allah meletakkan dasar pengertian ini sebagai persiapan untuk kedatangan Mesiasnya sehingga saat Mesias datang, orang Israel tahu bahwa “Yehovah sendirilah yang datang, dan bukan seorang duta atau utusan”:
Bukankah Ia berfirman: "Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang," maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. (Yes. 63:8-9)
Karena itu saat dikatakan bahwa Bayi tersebut adalah “juruselamat,” maka kita mengerti bahwa Bayi itu adalah Yehovah sendiri yang telah datang untuk menyelamatkan kita.
Renungkan betapa agung dan mulianya jabatan itu.
Ia adalah “Kristus” (Mesias - Luk. 2:11)
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Luk. 2:11)
Kristus (Mesias) adalah suatu jabatan tertinggi di dalam pemerintahan Allah. Kristus (Yunani: “Christos”) berarti orang yang diurapi (biasanya dicurahkan minyak ke kepala orang tersebut) untuk tugas tertentu. Pengurapan ini sebagai simbol bahwa orang tersebut resmi dipilih Allah untuk menjabat dan menerima tanggung jawabnya.
Sekalipun memakai kata Yunani, tetapi konsep ini datang dari Perjanjian Lama, dimana pemimpin-pemimpin bangsa Israel selalu diurapi sebelum ia menerima jabatan dan tanggung jawab dalam Kerajaan Teokrasi Allah (Kerajaan dengan Allah sebagai Pemimpin tertingginya).
Ada 3 jabatan dimana orang Israel harus mendapatkan pengurapan sebelum menduduki jabatan ini: (1) Raja, (2) Imam dan (3) Nabi.
(1) Raja merupakan jabatan kepemimpinan kerajaan yang bertugas untuk melindungi, medisiplinkan dan memberi kesejahteraan kepada umat Allah. Raja merupakan wakil Allah yang kelihatan untuk memberi perlindungan, keteraturan dan kesejahteraan umat Allah.
(2) Imam merupakan jabatan untuk mewakili umat Kerajaan untuk datang kepada Allah untuk memohon pengampunan, perlindungan dan kesejahteraan.
(3) Nabi merupakan jabatan untuk mewakili Allah untuk berbicara kepada umat-Nya.
Nah, jabatan Mesias atau Kristus ini merupakan gabungan dari ke 3 jabatan itu. Artinya Mesias adalah satu-satunya orang yang dipilih dan dilantik Allah untuk menjadi Raja, Imam dan Nabi bagi umat pilihan-Nya:
o Dialah Raja satu-satunya dalam Kerajaan Allah. Dialah yang memberikan perlindungan, keteraturan dan kesejahteraan bagi umat Allah selama-lamanya.
o Dia juga merupakan Imam satu-satunya yang menjadi Perantara kekal antara Allah Yang Transenden dengan manusia. Allah hanya dapat dikenal dan diakses melalui Mesias. Karena itu Mesias dapat berkata: “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6)
o Dia juga merupakan Nabi satu-satunya yang berbicara atas Nama Allah kepada umat-Nya. Ia adalah “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan,” yang merupakan puncak dari pernyataan Allah kepada manusia (Ibr. 1:1-3)
Bayangkan betapa besar jabatan yang disandang-Nya.
Ia adalah “Tuhan” (Mesias - Luk. 2:11)
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Luk. 2:11)
Kata “Tuhan” diterjemahkan dari kata Yunani “Kurios” yang berarti “supremasi” (kedudukan tertinggi). Bisa juga dipakai dengan pengertian “Tuan” (Strong G2962). Arti inheren dari kata ini adalah suatu posisi tertinggi dimana orang lain harus tunduk kepada-Nya.
Di dalam Perjanjian Lama, kata ini setara dengan אָדוֹן (“Adon”) yang juga berarti “Penguasa, Pemilik, Tuan” (Strong H113). Orang Yahudi mengenakan kata ini kepada YHVH, sebagai pengganti saat mereka membaca nama YHVH yang sakral itu. Saat mereka menemukan kata YHVH saat membaca kitab sucinya, maka mereka akan mengucapkannya dengan “Adonai” (Tuhanku). Jadi orang Yahudi telah secara otomatis menghubungkan kata “Tuhan” ini dengan Jehovah. Artinya, saat malaikat mengatakan bahwa Juruselamat dan Kristus itu adalah Tuhan, maka mereka mengerti bahwa Bayi itu benar-benar YHVH sendiri.
Renungkan betapa tingginya jabatan itu. Paling tinggi diantara ciptaan Allah, sehingga semua lutut harus bertekuk dan menyebut-Nya “Tuhan” (Rom. 14:11, Fil. 2:10)
Itulah Kristologi yang diungkapkan menjelang dan saat malam Natal. Renungkanlah itu, sehingga kita dapat bersama-sama dengan Paulus berkata:
Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
(1Tim. 3:16)
Salam Kristen Awam
FB page: @KristenAwamPencariSorga
Youtube Channel: Kristen Awam
Website:
Buku-buku tulisan Kristen Awam dan terbitan BTBP dapat anda unduh di:
Bagi yang ingin memperdalam KRISTOLOGI dapat membeli/mendownload buku dibawah ini dengan klik tautan ini:
atau kunjungi toko buku seminari ini:
https://diunduhaja.com/store/seminary-bookstore/
Shalom Pak Pdt. Sihol Christian Robirosa, hamba-Nya yang luar biasa, bagaimana saya bisa membeli ebook bahan-bahan pengajarannya ? saya tertarik untuk memperdalam iman kristen dan saya mau membelinya, Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati
ini email saya : danielsaroengoe2@gmail.com