top of page
Writer's pictureSihol Christian Robirosa

🅺🅴🆂🅴🅻🅰🅼🅰🆃🅰🅽 #15 – Paska Air Bah: Imamat Kurban Penghapus Dosa dilanjutkan & Keturunan Nuh


Sejarah tentang Nuh dan peristiwa banjir yang memenuhi bumi yang dicatat dalam pasal 6 & 7 sudah kita tahu dengan baik. Karena tujuan dari Seri ini adalah untuk melihat sejarah penyelamatan Allah, maka fokus pembahasan kita langsung kita fokuskan kepada apa yang Nuh lakukan setelah keluar dari bahtera itu dan apa yang Allah janjikan. Hal-hal itu dicatat didalam pasal 8:20-22.


Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.

Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.

Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam." (Kej. 8:20-22)


Apakah yang Nuh beserta keluarganya lakukan setelah banjir mereda dan mereka turun dari bahtera? Mempersembahkan korban bakaran!

Narasi ini mengindikasikan bahwa Nuh, sebagai generasi ke 10 orang yang mengenal Allah, telah mengetahui kewajiban untuk mempersembahkan korban yang dibakar sebagai korban penebus dosa. Karena tindakan itu dilakukannya setelah lebih 1600 tahun setelah Adam, maka kita dapat berkesimpulan bahwa kewajiban itu selalu diajarkan secara turun temurun dengan setia selama satu setengah milenial lebih. Karena itu Allah sangat menghargai korban persembahan Nuh.


Mengapa persembahan itu dinilai Allah sebagai suatu “persembahan yang harum” oleh Allah dan dikenan-Nya? Tentu bukan letterleg keharuman daging yang dibakar, tetapi karena persembahan itu disertai dengan iman. Frasa “persembahan yang harum” bagi Allah berarti persembahan tersebut diperkenan oleh Allah, sama seperti persembahan Kristus.


“dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” (Ef. 5:2)


Jadi, korban yang berkenan kepada Allah (Habel, Set sd Nuh, dst) adalah karena korban-korban tersebut dilakukan sebagai iman pengakuan mereka bahwa mereka adalah orang berdosa yang memerlukan pengampunan melalui penebusan.


Peribadatan korban penebus dosa itu kemudian hari akan diteruskan oleh keturunan Nuh melalui Sem.


Keturunan Nuh (Kej. 10)


Pasal 10 kitab Kejadian menjelaskan keturunan Nuh dari anak-anaknya Sem, Ham & Yafet. Urut-urutan penyebutan anak-anak Nuh ini tidak menyatakan urutan kelahiran mereka yang terbukti dari narasi ayat-ayat lainnya. Banyak teolog yang mengkhususkan diri dalam penelitan tentang kitab Kejadian ini mengurutkan urutannya sebagai: Sem, Yafet & Ham, seperti Pdt. Abraham Park, D.Min., D.D. dalam bukunya “Silsilah di Kitab Kejadian dipandang dari Sudut Pandang Penyelenggaraan Sejarah Penebusan.” Namun penulis Kristen Awam (Christian Robirosa) telah mereview pendapat ini dengan teliti dan berkesimpulan bahwa urutannya adalah: Yafet, Sem & Ham (Lihat buku “Doktrin Keselamatan” terlampir, catatan kaki no. 84 halaman 83-84).


Penelitian-penelitian modern tentang keturunan ke 3 anak Nuh ini menyimpulkan hal-hal yang relatif sama sebagai asal dari berbagai ras di dunia ini. Yafet sebagai nenek moyang ras berkulit putih yang pergi ke Utara Babel yang kemudian memenuhi daerah Eropah. Sem sebagai nenek moyang berkulit kuning pergi ke arah Timur dan kemudian memenuhi daerah Asia. Kemudian Ham menjadi nenek moyang manusia berkulit hitam dan memenuhi daerah Afrika dan Arabia (lihat gambar di bawah)

Chart Distribusi Keturunan Nuh Menurut Kitab Kejadian pasal 10 (Sumber: Bible History Online)


Keturunan Sem Sampai Abram (Kej. 11)


Pasal ini bersama pasal 10 adalah pasal yang penting karena mencatat silsilah dari keturunan yang akan melahirkan Mesias nantinya, yaitu keturunan Sem. Sekalipun Sem bukan anak yang paling tua, ia mendapatkan berkat yang khusus dari Allah melalui Nuh ayahnya. Lihat berkat untuk Sem ini:


Berkatalah ia: "Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya."

Lagi katanya: "Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.

Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya." (Kej. 9:25-27)


Perhatikan bahwa hanya Sem yang dihubungkan dengan Allah. Artinya keturunan Sem saja yang akan dikenal sebagai orang-orang yang mengenal Allah. Karena itu semua agama lahirnya dari Asia, sekalipun agama yang benar-benar mengenal Allah yang benar adalah keturunan Sem sampai kepada Mesias.


Keturunan Yafet juga akan diberkati dengan perluasan daerahnya yang besar (seluruh Eropah) dan dengan kemajuan teknologinya. Namun yang mengherankan, mereka tetap akan “tinggal dalam kemah Sem” yang dapat diartikan bahwa merekapun mendapat cipratan berkat Sem. Karena itu, setelah ribuan tahun berlalu kita dapat melihat nubuatan-nubuatan ini terjadi: sekalipun secara kemampuan penjelajahan teknologi orang-orang Eropah telah maju, namun mereka tetap berlindung kepada berkat kekristenan yang menguasai Eropah (yang kemudian juga menduduki daratan Amerika).


Sementara itu kutuk keturunan Ham tetap dapat dirasakan sampai sekarang, dimana negara-negara Afrika tidak mengalami kemajuan yang berarti sampai sekarang. Bahkan negara Mesir yang pernah mengalami kejayaan kerajaan-kerajaan besarnya, tetap tidak bisa disetarakan dengan negara-negara dari keturunan Yafet & Sem.


Setelah peristiwa menara di Babel, maka pasal 11 mencatat silsilah keturunan Sem sampai Abram. Karena ini adalah keturunan orang-orang yang membawa janji Mesias, maka Alkitab menuliskan silsilahnya secara rinci sehingga dapat digambarkan chart silsilahnya seperti silsilah Adam sampai Nuh yang lalu.



Silsilah keturunan Nuh (Generasi ke 10) sampai Abram (Generasi ke 20)

Sumber: “Doktrin Keselamatan” (Christian Robirosa, BTBM, 2022)


Perhatikan bahwa saat Abram lahir, Nuh masih hidup. Bahkan Nuh baru meninggal saat Abram telah berusia 58 tahun. Apakah artinya? Artinya, ceritera-ceritera Taman Eden dan Banjir Besar itu masih dapat didengar langsung oleh Abram, atau sekurang-kurangnya oleh ayah atau kakeknya. Apalagi secara geografi mereka tidak terlalu jauh saat itu. Tentu cerita-cerita itu telah bercampur menjadi dongeng-dongeng (seperti kisah Gilgamesh yang ditemukan arkeologinya), tetapi oleh pewahyuan Allah nantinya akan dituliskan secara jelas dan lengkap oleh Musa.


Perhatikan juga bahwa setelah Nuh, usia manusia yang tadinya rata-rata 900 tahunan, turun menjadi setengahnya. Hal ini terjadi kemungkinan karena manusia harus mengolah & menanam lagi tanaman-tanaman makanan yang tadinya sudah rusak terkena banjir.

Demikian juga keturunan setelah Eber (generasi ke 14), usia manusia menjadi setengahnya lagi yaitu sekitar 200 tahunan. Hal ini terjadi karena adanya peristiwa Babel yang membuat orang harus merantau dan bekerja merintis daerah-daerah baru.


Namun yang perlu kita telusuri adalah, apakah ritual korban penebus dosa itu masih diteruskan oleh garis keturunan ini atau tidak.


Ternyata ayah Abram, yaitu Terah sudah tidak lagi menyembah Allah yang benar (Yos. 24:2). Karena itu Allah memanggil anaknya, Abram, untuk keluar dari lingkungannya karena ia akan dijadikan moyang dari umat yang akan mengenal-Nya (Yos. 24:3). Allah selalu campur tangan di dalam sejarah manusia untuk menggenapi rencana penyelamatan-Nya.


Kesimpulan:


1. Sekalipun manusia tidak menyadarinya, Allah tetap hadir dalam sejarah manusia untuk menggenapi janji penyelamatan-Nya.


2. Janji penyelamatannya melalui korban penebus dosa diteruskan selama ribuan tahun oleh orang-orang yang dipilih Allah. Mereka dipilih bukan karena mereka mengenal dan taat kepada Allah, tetapi karena Allah memilih merekalah maka mereka dapat mengenal dan taat kepada-Nya.


3. Berkat atau Kutuk Allah yang disampaikan-Nya ribuan tahun yang lalu tetap berlaku sampai saat ini dan selamanya. Kita dapat melihat berkat & kutuk yang disampaikan oleh Nuh kepada anak-anaknya tetap berlangsung hingga kini. Keturunan Yafet menjadi keturunan yang maju secara teknologi dan peradaban. Keturunan Sem menghasilkan agama-agama besar di dunia, sekalipun hanya keturunan yang mendatangkan Mesias yang kemudian diberkati. Keturunan Ham menjadi negara-negara yang miskin sampai hari ini.

84 views0 comments

Comments


bottom of page