top of page
Writer's pictureSihol Christian Robirosa

🅺🅴🆂🅴🅻🅰🅼🅰🆃🅰🅽 #13 – Pemisahan Awal Manusia: Yang Mengenal & Yang Tidak Mengenal Allah

Updated: Sep 25, 2022

Peristiwa pembunuhan Habel oleh Kain abangnya merupakan peristiwa pertama yang memperlihatkan akibat dari dosa di dalam manusia. Hanya karena ketersinggungan harga diri, seseorang rela membunuh adiknya sendiri yang sejak kecil telah bermain bersama-sama dengannya.


Dosa telah membuat Kain menjadi seorang yang kejam yang merasa tidak bersalah setelah melakukan perbuatan yang begitu keji. Saat Allah menjangkaunya untuk mendapatkan pengakuan dan penyesalan, dia malah menjawab dengan ketus "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" (Kej. 4:9)


Pembunuhan Habel oleh Kain tidak boleh dilihat hanya merupakan tindakan Kain saja, tetapi kita harus melihat lebih ke dalam. Banyak teolog yang menafsirkan,- dan saya setuju dengan penafsiran mereka, bahwa dalang dari pembunuhan itu sebenarnya adalah Iblis, yang ingin memutuskan mata rantai ibadah kurban penebus dosa yang akan diteruskan kepada keturunan-keturunan Habel. Dengan membunuh Habel, Iblis juga akan membunuh semua calon keturunannya, sehingga diharapkan rantai ibadah penebusan dosa itu juga terputus.


Hal ini sama saat Iblis melakukan pembunuhan terhadap Kristus. Dia pikir dia dapat menggagalkan pekerjaan Mesias jika ia membunuh-Nya. Jika Iblis tahu bahwa Allah justru memakai kematian Kristus sebagai penggenapan kurban penebus dosa yang Ia janjikan, maka Iblis tidak akan menyalibkan-Nya melalui para pemimpin Yahudi dan pemerintah Roma (1 Kor. 2:8)


Setelah perintiwa itu, Allah melakukan pengusiran terhadap Kain, jauh dari tanah yang sebelumnya juga sudah terkutuk tapi masih dapat menumbuhkan “semak duri dan rumput duri” (Kej. 3:18). Sekarang dia diusir ke daerah yang tidak dapat lagi menghasilkan secara menetap sehingga harus menjadi seorang nomaden (Kej. 4:12). Ini adalah sejarah pengusiran manusia dari Taman yang semua ada, ke daerah yang gersang, lalu ke padang gurun.


Keturunan Kain


Namun ternyata Allahpun tetap memelihara Kain. Pertama, ia dilindungi dari pembalasan dendam dengan pembunuhan (4:15). Kedua, ia dimampukan untuk mendirikan suatu kota pertama yang bernama kota Henokh (4:17). Ia pun menjadi Bapak dari peradaban modern yang menghasilkan konsep peternakan pertama (4:20), kesenian dan alat-alat musik pertama (4:21) dan peralatan dari logam (4:22).


Sekalipun Kain menjadi Bapak dari peradaban modern, tetapi ternyata peradaban itu tidak malah menghasilkan moralitas yang baik, tetapi sebaliknya, keturunannya menjadi Bapak dari poligami dan pembunuh yang tidak menyesali perbuatannya, malah membanggakan diri karena telah membunuh orang (4:23). Sampai saat ini Kain menjadi Bapak dari agama-agama yang menganut poligami dan mentolerir pembunuhan atas nama agama.


Selain itu dalam pasal 6 nanti kita akan melihat bahwa keturunan Kain yang modern ternyata menjadi daya tarik bagi laki-laki orang percaya (keturunan Set, yang diistilahkan sebagai “anak-anak Allah”) sehingga terjadi kawin campur antara keturunan Kain dengan keturunan Set. Mungkin para wanita keturunan Kain telah mengetahui cara bersolek sehingga menjadi daya tarik para laki-laki keturunan Set.


Kisah keturunan Kain hanya dicatat sampai disini. Cara pencatatannya juga tidak mencantumkan tentang usia dan waktu kelahirannya, sehingga tidak dapat dibuatkan silsilah yang detil. Cukup secara umum saja, yang berbeda nanti dengan keturunan Set yang akan disebut sebagai “anak-anak Allah” dalam pasal 6.


Selanjutnya keturunan Kain disebut sebagai “manusia” sebagai kontras dengan keturunan Set pengganti Habel yang disebut sebagai “anak-anak Allah.”


Keturunan Set


Akhir pasal 4 mencatat kelahiran Set, pengganti Habel (4:25). Nama Seth (=pengganti) merupakan penyebutan iman kedua orang tuanya karena Seth memang menjadi pengganti Habel sebagai Bapak dari orang-orang percaya yang mengenal dan beribadah kepada Allah.


Ayat selanjutnya merupakan titik balik dari sejarah manusia. Titik ini memisahkan antara keturunan Kain dengan keturunan Set.


“Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN.” (Kej. 4:26)


Para teolog umumnya menafsirkan frasa terakhir merupakan suatu peristiwa dimana keturunan Set membawa nama TUHAN. Artinya mereka mengidentifikasikan dirinya sebagai keturunan yang mengenal Allah, yang pada bab-bab selanjutnya disebutkan sebagai “anak-anak Allah” (mis. di Kej. 6:2).


Pasal 5 mencatat secara detil keturunan Set (“anak-anak Allah”) yaitu keturunan yang membawa berita janji keselamatan kepada dunia dengan membawa ritual korban penebus dosa yang bernyawa. Keturunan orang-orang percaya ini dicatat secara detil, bukan hanya usianya tetapi juga tahun kelahirannya, sehingga dapat ditarik silsilahnya.


Berikut chart silsilah keturunan Adam yang percaya kepada Allah sampai generasi ke 10 (Nuh) yang dicatat di dalam Kejadian pasal 5:

Chart 1: Keturunan orang percaya mulai dari Adam sampai Nuh (Generasi ke 10)

Sumber: Doktrin Keselamatan (Christian Robirosa, 2022)


Perhatikan bahwa karena Alkitab mencatat keturunan orang-orang percaya dengan demikian detil (ada tahun kelahiran, kematian dan kapan melahirkan anaknya), maka chart silsilah ini dapat digambarkan. Keturunan Kain tidak memiliki informasi itu sehingga tidak dapat dibuatkan silsilah yang detil seperti Chart di atas. Bagi Allah rupanya keturunan demikian tidak penting. Yang dicatat hanya garis keturunan yang akan menurunkan Mesias nantinya.


Dari Chart 1 di atas kita melihat banyak hal yang menarik. Misalnya generasi ke 7 (Henokh) ternyata selama hidupnya masih bisa bertemu dengan Adam. Atau Lamekh (Generasi ke 9) ayahnya Nuh ternyata saat hidupnya masih dapat bertemu dengan Set, generasi ke 2. Jadi Lamekh masih dapat mendengar cerita tentang Taman Eden dari Set yang pasti sudah mendengarnya langsung dari Adam ayahnya.


Yang paling mencengangkan, dengan membuat Chart Silsilah ini kita tahu bahwa air bah baru didatangkan Allah pada tahun 1656 AM (Anno Mundi = Tahun setelah penciptaan) dan tidak lebih cepat. Mungkin Allah menunggu Metusalah untuk menyelesaikan usianya dulu. Tepat pada saat Metusalah wafat di tahun 1656 AM, maka Allah mendatangkan air bah.


Dari Chart itu kita juga dapat mengerti bahwa cerita-cerita penciptaan dan Taman Eden dapat diturunkan secara turun temurun secara berlapis. Misalnya, Metusalah (Generasi ke 8) masih hidup bersama-sama dengan Adam selama kira-kira 270 tahun dan mendengar cerita-cerita Taman Eden langsung dari Adam. Apalagi mereka sama-sama hidup yang secara geografis belum menyebar.


Blog berikutnya kita akan meneruskan pembahasan sejarah manusia di bumi yang dapat dibedakan menjadi 2 golongan: mereka yang menolak pengenalan akan Allah dan mereka yang setia mendengar Allah. Secara kasat mata, mereka yang percaya terus menurunkan imamat korban penebus dosa ini.


Ikuti terus blognya.


Salam Kristen Awam

FB page: @KristenAwamPencariSorga


Youtube Channel: Kristen Awam


Website:


Buku-buku tulisan Kristen Awam dan terbitan BTBP dapat anda unduh di:


Uraian detil tentang sejarah keselamatan ini dapat Anda baca dalam buku Doktrin Keselamatan yang dapat Anda unduh dari tautan berikut:

72 views0 comments

Opmerkingen


bottom of page