top of page
  • Writer's pictureSihol Christian Robirosa

🅺🅴🆂🅴🅻🅰🅼🅰🆃🅰🅽 #10– Anugerah Kematian

Updated: Sep 3, 2022



“ Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."


Mari kita ulangi peristiwa-peristiwa penting dalam Kejadian pasal 3 yang telah kita bahas terdahulu agar dapat melanjutkan benang merah Keselamatan ini:


  • Setelah Allah memberi hukuman kepada Adam & Ishah, maka Allah menjatuhkan vonis hukuman kepada Iblis (ay. 14-15). Hukuman tertinggi bagi Iblis adalah akan datangnya Seorang keturunan Ishah (“perempuan ini”) yang akan meremukkan kepala Iblis.

  • Sekalipun disampaikan dalam konteks hukuman kepada Iblis, namun Adam & Ishah yang ada disana menangkap janji kelepasan dari Allah ini (ayat 15), sehingga ayat ini sering disebut sebagai “Injil mula-mula” (Protoevanggelion).

  • Setelah Adam mendengar tentang janji Allah yang tersirat dalam ayat 15 itu, maka ia mengganti nama istrinya dari Ishah menjadi Hawa yang berarti “Pemberi kehidupan” (ay. 20). Tindakan ini merupakan iman Adam atas janji Allah tersebut yang akan memberi Seorang Pemberi Kehidupan dari keturunan Hawa.

  • Kemudian Allah mengorbankan seekor binatang, membuat baju dari kulitnya, lalu mengenakannya kepada Adam & Hawa (ay.21). Ini suatu gambaran CARA penyelamatan Allah, bahwa untuk menutup dosa manusia harus ada suatu nyawa yang dikorbankan dan kulitnya dipakai untuk menutup dosa mereka. Gambaran tentang “pakaian keselamatan” ini kemudian diteruskan sampai kepada penggenapannya oleh Kristus. Manusia tidak cukup hanya diampuni dosanya saja, tetapi kepadanya juga harus dikenakan “jubah kebenaran” Kristus, sehingga mereka dapat dibenarkan dan disebut “orang benar” (Rom. 5:19)


Setelah semua peristiwa di atas, maka ayat 22 mencatat tentang kondisi manusia sebelum kejatuhan vs setelah kejatuhan dan alasan mengapa Allah memberi kehidupan yang fana kepada manusia.


Ayat 22 ini banyak menimbulkan kontroversi karena terjemahannya. Terjemahan LAI, karena mengikuti alur terjemahan Masoretic Texts- Mt (abad 7), maka kesan artinya adalah bahwa SETELAH makan buah terlarang itu, maka mereka menjadi tahu tentang apa yang baik dan yang jahat. Jika demikian, maka Iblislah yang benar dan Allah adalah Pembohong atau berusaha menutupinya (ay. 5).


Tetapi ayat tersebut sebenarnya bertentangan 180 derajat dengan terjemahan-terjemahan Mt. Untuk teks-teks yang lebih tua dari Mt, seperti Peshitta (abad 2) yang merupakan bahasa Aram dari Siria (yang dipakai oleh gereja mula-mula berbahasa Aram) dan diteruskan oleh versi-versi alkitab yang menterjemahkan secara literal seperti LITV, LSV & YLT, maka arti ayat ini jelas dan tidak membingungkan (lihat chart dibawah ini). Terjemahan-terjemahan ini menjelaskan tentang perbedaan kondisi Adam & Hawa SEBELUM vs SETELAH Kejatuhan.


Berikut cuplikan dari tafsiran Adam Clarke yang mencatat bahwa permasalahan beda penterjemahannya ada pada kata tensenya. Jika mengutip naskah-naskah yang kuno seperti terjemahan asli Ibraninya, atau versi Samaritan, Septuaginta, Peshitta dll., maka bentuk past tensenya sangat jelas (lihat clip di bawah)

Jadi akan lebih tepat dan gampang dimengerti jika dalam terjemahan bahasa Indonesianya disisipkan kata “yang dulunya” seperti ini:


“Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu [yang dulunya] telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."


Sebelum Kejatuhan, mereka telah menjadi sama dengan Allah (karena diciptakan serupa & segambar Allah) dalam hal mengetahui yang baik & yang jahat. Namun (perhatikan tanda “;” yang memisahkan kedua frasa. Ini menunjukkan perbandingan antara frasa sebelumnya dengan sesudahnya) karena mereka telah berdosa, maka mereka sekarang telah menderita.


Supaya manusia tidak menderita selamanya dengan memakan lagi buah dari Pohon Kehidupan itu, maka mereka harus dipisahkan dari Pohon itu. Dengan demikian mereka dapat mati tubuhnya dan terlepas dari penderitaan di dunia fana ini.


Perhatikan intonasi dari perkataan Allah ini. Allah tidak marah-marah. Sebaliknya ada intonasi belas kasihan didalam kata-kata-Nya. Ia kasihan melihat manusia jatuh ke dalam dosa yang akan membawa banyak penderitaan. Untuk itu Ia memberi kefanaan kepada manusia agar mereka dapat keluar dari penderitaan di dunia ini.


Jadi kematian tubuh kita adalah suatu ANUGERAH agar kita dilepaskan dari penderitaan-penderitaan di dunia ini. Lihatlah kasih-Nya kepada manusia yang sudah memberontak kepada-Nya. Ia memberi janji akan Juruselamat yang akan memberi kehidupan kepada mereka. Ia juga memberi pakaian untuk menutup dosa mereka sampai datang Sang Juruselamat itu. Lalu Ia juga memberi jalan keluar dari penderitaan berkepanjangan di dunia ini.


Puji Tuhan atas anugerah-anugerah-Nya yang banyak itu. Sekalipun manusia sudah memberontak, Ia tidak mau manusia itu terus menderita selamanya.


Karena itu saat kita menghadapi kematian dari orang-orang kekasih, atau kematian kita sendiri, ingatlah bahwa kematian kita juga adalah suatu anugerah Allah. Supaya Anda dan Saya tidak menderita selamanya.


Salam Kristen Awam

FB page: @KristenAwamPencariSorga


Youtube Channel: Kristen Awam


Website:


Buku-buku tulisan Kristen Awam dan terbitan BTBP dapat anda unduh di:

Download buku terbitan BTBP untuk minggu ini (Click gambar di bawah):




54 views0 comments

댓글


bottom of page