Sekarang kita masuk kepada Fase ke 2 dari sejarah manusia di bumi ini, yaitu sejarah kejatuhan manusia pertama kedalam dosa, yang dicatat di dalam Kitab Kejadian pasal 3.
Pasal 3 kitab Kejadian ini merupakan pasal yang sangat penting, karena disini Allah menunjukkan bukan hanya tentang peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa saja, tetapi terlebih penting tentang simbol-simbol tindakan penyelamatan Allah yang nantinya akan digenapi oleh Mesias. Disini nanti kita akan melihat bagaimana cara Allah menyelamatkan manusia, simbol-simbol dan imamat yang harus diperingati manusia sampai penggenapannya, arti keselamatan, dsb. Para Teolog menyebutnya sebagai Injil Mini atau Injil Mula-mula, yang nantinya akan digenapi oleh Mesias dan dituliskan secara detil sebagai Perjanjian Baru.
Catatan peristiwa di dalam pasal ini sudah tidak asing lagi, sehingga kita akan masuk langsung kepada hal-hal yang paling penting saja. Kita sudah tahu tentang penipuan Iblis yang mengatakan bahwa jika mereka (Ishah & Hawa) memakan buah pohon terlarang itu, maka mereka “akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (ay. 5), lalu Ishah memakannya dan memberikannya kepada Adam karena “menarik hati karena memberi pengertian” (ay. 6).
Perlu harus selalu kita ingat disini bahwa perkataan Iblis selalu dusta dan berlawanan dengan perintah Allah. Jadi memakan buah terlarang itu tidak memberi mereka kemampuan untuk mengetahui yang baik dan yang jahat, tetapi sebaliknya mereka menjadi tidak dapat membedakan yang baik dan yang jahat. Cara berpikir ini harus kita pegang, sampai kita nanti membahas artinya dengan lebih dalam di ayat 22.
Singkat cerita, setelah mereka berdosa dengan tidak mentaati perintah Allah, mereka mengalami rasa malu & kehilangan kasih (kepada sesama) sehingga saling menyalahkan, serta rasa takut (kepada Allah) yang merupakan manifestasi hadirnya dosa dalam hidup mereka. Mereka lalu menyemat dedaunan untuk menutupi malu mereka. Tindakan ini menggambarkan usaha-usaha manusia untuk menutupi dosa-dosanya dengan konsep dan caranya sendiri, yang kemudian dimanifestasikan manusia dengan membangun agama & kepercayaannya sendiri, bukan berdasarkan cara Allah, tetapi menurut cara & kebenaran sendiri (Band. Rom. 1:21-25; 10:1-3).
Setelah Allah menjatuhkan hukuman kepada Adam, Ishah dan Ular (Iblis), dan sebelum manusia pertama itu diusir dari Taman itu, Allah menyatakan kasih karunia-Nya melalui janji pengampunan dosa dengan tindakan-tindakan kurban penebus dosa (ay. 21 yang akan kita diskusikan dalam sesi berikutnya).
Dalam sesi ini, kita mencermati tentang Janji Allah yang implisit tentang seorang Manusia yang akan membinasakan Iblis. Janji ini tersirat dalam hukuman Allah kepada Iblis di dalam ayat 15:
“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." (Kej. 3:15)
Mohon diperhatikan dengan seksama bahwa permusuhan ini BUKAN permusuhan antara ular vs manusia pada umumnya, tetapi permusuhan antara Mesias dengan Iblis, yang mengakibatkan kebinasaan Iblis, sekalipun melalui penderitaan Mesias (Ibr. 2:14).
Perhatikan kata “keturunannya” yang dipakai dalam kalimat itu sebagai keturunan perempuan itu, dan “tumitnya.”. Itu bentuk kata tunggal, bukan dual atau plural yang sangat dibedakan dalam bahasa Ibraninya. Jadi “keturunannya” tidak menunjuk kepada manusia umumnya, tetapi spesifik kepada “Manusia” yang akan meremukkan kepala (membinasakan) Iblis.
Karena itu, ayat ini sering disebut sebagai “Injil mula-mula” (Proto-evanggelion) karena merupakan janji Allah untuk membalaskan kejahatan Iblis melalui Manusia Mesias. Karena “janji” ini pulalah kemudian Adam mengganti nama & panggilan Ishah menjadi “Hawa” (ay. 20) yang akan kita bahas maknanya pada blog berikutnya.
Ikuti terus pembahasannya dalam FB page Kristen Awam @KristenAwamPencariSorga
Salam Kristen Awam
FB page: @KristenAwamPencariSorga
Youtube Channel: Kristen Awam
Website:
Buku-buku tulisan Kristen Awam dan terbitan BTBP dapat anda unduh di:
Comments