top of page
  • Writer's pictureSihol Christian Robirosa

Kehendak Bebas, Pilihan & Predestinasi (2)

Updated: Jun 17, 2020


Setelah pada bagian (1) kita mendiskusikan tentang waktu dari pilihan Allah, maka sekarang kita akan khusus membahas tentang Dasar-dasar Pemilihan Allah. Apakah Allah memilih seseorang karena Ia tahu bahwa ia pada suatu saat akan percaya kepada Mesias? atau Ia memilih seseorang berdasarkan kebaikan atau jasa seseorang? atau mungkin Ia memilih sesukanya saja? Mari kita membahasnya.


Dasar-dasar dari Pilihan Allah


Jika kita mendalami secara seksama DASAR dari pemilihan Allah itu, maka semuanya tergantung kepada Diri-Nya sendiri dan tidak satupun pilihan Allah tergantung kepada manusia (mis. Kebaikannya, kemauannya, atau kemampuannya untuk memilih Allah atau Kristus). Perhatikan Dasar dari pilihan Allah yang dinyatakan didalam Alkitab :


1. Pilihan Allah didasarkan kepada sifat KASIHNYA


  • 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

  • 5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, (Ef. 1:4-5)


  • “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman” (2Tim. 1:9)


  • “Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,..” (Gal. 1:15)

Sifat kasih karunia itu merupakan sifat Allah yang paling menonjol, sehingga kata “kasih karunia” ini mendominasi kata sifat didalam Perjanjian Baru.


2. Pilihan Allah juga didasarkan kepada Hikmat & Kebijaksanaan-Nya


Setelah panjang lebar menjelaskan tentang pilihan (Israel dan orang-orang percaya), maka dengan kagum Paulus mengucapkan lagu pujian bagi kemuliaan Allah (doxology) ini:


  • 32 Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.

  • 33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! (Rom. 11:21-33)


Didalam pasal-pasal sebelumnya (psl. 9-11), Paulus menjelaskan tentang pilihan Allah. Jika kita mempelajari dengan baik, penekanan Paulus tentang dasar pilihan Allah bukanlah kepada apa yang dibuat manusia (atau apa kemauan dan kemampuannya), tetapi didasarkan semata kepada Diri-Nya sendiri, termasuk Hikmat-Nya yang hanya Dia yang mengerti apa yang akan dilakukan-Nya.


3. Pilihan Allah juga didasarkan kepada Rencana Allah yang melibatkan ke-Mahatahuan-Nya


  • “yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.” (1Pet. 1:2)

  • O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusankeputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! (Rom. 11:33)

Terjemahan “rencana” dalam 1Pet. 1:2 diatas diterjemahkan dari kata Yunani “prognosis” yang berasal dari kata “proginosko” yang artinya mengetahui sebelumnya (foreknowledge), atau pertimbangan sebelumnya (forethought). Namun kata ini dapat juga diartikan sebagai “rencana” seperti terjemahan LAI diatas, dengan penekanannya kepada rencana yang lahir dari kemahatahuan Allah yang meretas dimensi waktu atau rencana yang lahir dari pertimbangan Allah sebelumnya.


Demikian juga dalam Rom. 8:29, kata “dipilih” diterjemahkan dari “proginosko,” dengan pengertian bahwa pilihan Allah itu didasari oleh pertimbangan dan pengetahuan-Nya yang meretas melampaui waktu.

Beberapa kalangan mengatakan bahwa pengetahuan Allah inilah yang dipakai-Nya untuk memilih orang-orang yang akan diselamatkan dengan dasar Allah mengetahui sebelumnya bahwa mereka akan percaya kepada Kristus (pandangan ini disebut pandangan “Prescience”). Namun pandangan ini tidak memiliki dasar dan keliru karena pandangan ini justru bertentangan dengan Alkitab karena Alkitab dengan jelas menegaskan bahwa pilihan Allah SAMA SEKALI tidak tergantung kepada manusia, tetapi kepada Diri-Nya sendiri (lihat misalnya 2Tim. 1:9 dan Ef. 1:11).


  • “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman” (2Tim. 1:9)


  • “Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan—kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya—(Ef. 1:11)

Pandangan kalangan tersebut justru meletakkan dasar dari pilihan Allah kepada kemauan seseorang untuk percaya Kristus yang sebenarnya meletakkan dasar pilihan kepada manusia dan bukan kepada Allah (lihat diskusi Dasar dari pilihan Allah selanjutnya).


4. Terakhir, pilihan Allah tergantung kepada Rencana & MaksudNya sendiri


  • “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman” (2Tim. 1:9)


  • “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rom. 8:28)


  • “Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan—kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya—“ (Ef. 1:11)


  • “Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, -- supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya—“ (Rom. 9:11)


Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa Pilihan orang-orang percaya merupakan tindakan yang lahir dari maksud dan rencana Allah yang selalu bertindak menurut keputusan dan pertimbangan-Nya sendiri yang pasti tidak bisa salah (Ef. 1:11), dan tidak sedikitpun mempertimbangkan atau bersandar kepada perbuatan kita (2Tim. 1:9).


Jadi perlu kiranya ditegaskan disini bahwa Pilihan Allah terhadap orang-orang sama sekali tidak tergantung kepada manusianya, tetapi kepada maksud dan rencanaNya sendiri. Didalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus secara panjang lebar menjelaskan tentang pilihan, baik pilihan orang-orang percaya maupun pilihan terhadap Israel. Paulus menegaskan bahwa pilihan Allah SEMATA-MATA tergantung kepada Diri-Nya sendiri dan TIDAK SEDIKITPUN menggantungkan pilihan-Nya kepada manusia.


Perhatikan ketegasan Alkitab tentang dasar pemilihan yang ada di pasal 9 ayat 11 Surat Roma berikut:


“Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya—“ (Rom. 9:11)


Perhatikan dasar dari pemilihan Allah dalam ayat diatas. Pilihan Allah didasarkan bukan kepada perbuatan mereka, tetapi semata “berdasarkan panggilan-Nya.” Terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia “panggilan-Nya” sekali lagi kurang tepat dan tidak jelas. Seharusnya kata itu diterjemahkan “berdasarkan kepada Dia yang memanggil.” Lihat terjemahan-terjemahan Inggrisnya:


  • “For the children being not yet born, neither having done any good or evil, that the purpose of God according to election might stand, not of works, but of him that calleth;” (Rom. 9:11 – KJV/MKJV)


  • “though they were not yet born and had done nothing either good or bad--in order that God's purpose of election might continue, not because of works but because of him who calls—“ (Rom. 9:11-ESV)

  • “Yet, before the twins were born or had done anything good or bad – in order that God’s purpose in election might stand: not by works but by him who calls –“ (Rom. 9:11-12a – NIV)


Dari ayat diatas (dan perikop seluruhnya dalam Roma pasal 9-11) jelas sekali Paulus ingin menekankan tentang DASAR dari pilihan Allah: semuanya tergantung kepada Diri Allah sendiri (dan sifat-sifat-Nya seperti sifat kasih/kemurahan-Nya dan sifat-sifat-Nya yang lain) dan tidak satupun tergantung kepada manusianya (karena, sekali lagi, tidak ada satupun dalam manusia yang dapat/layak menjadi pijakan pilihan Allah).


Jadi, Dasar atau Pertimbangan Pemilihan Allah SAMA SEKALI tidak tergantung kepada manusianya, tetapi SEMATA tergantung kepada Diri-Nya sendiri (keluar dari Sifat Kasih-Nya, dipertimbangkan dengan Kebijaksanaan, Hikmat dan ke-Mahatahuan-Nya, dan diputuskan dengan Kedaulatan-Nya yang bebas penuh)


“Dasar atau Pertimbangan Pemilihan Allah SAMA SEKALI tidak tergantung kepada manusianya, tetapi SEMATA tergantung kepada Diri-Nya sendiri (keluar dari Sifat Kasih-Nya, dipertimbangkan dengan Kebijaksanaan, Hikmat dan ke-Mahatahuan-Nya, dan diputuskan dengan Kedaulatan-Nya yangbebas penuh)”

(Bersambung: Tujuan dari pemilihan Allah, dan Keberatan-keberatan terhadap Doktrin Pilihan dan jawaban Alkitab)…pastikan terus mengikuti pembahasannya di blog berikutnya.




178 views0 comments

コメント


bottom of page