top of page
  • Writer's pictureSihol Christian Robirosa

Kehendak Bebas, Pilihan dan Predestinasi (4)

Updated: Apr 30, 2023

PREDESTINASI


Predestinasi adalah suatu istilah yang telah dijadikan suatu kontroversi sehingga ada sebagian kaum Kristen yang tidak menyukainya, bahkan membencinya dan menghindarinya. Hal tersebut dikarenakan kesalahan-kesalahan persepsi dari pengertian kata tersebut. Kita akan membicarakan tentang persepsi-persepsi yang salah nanti, lalu memberikan pengertian yang alkitabiah.


Kita tidak boleh dan tidak dapat menghindari pembahasan tentang Predestinasi ini karena kata ini dipakai dengan jelas di dalam PB, terutama oleh rasul Paulus.

Predestinasi berasal dari kata yunani προορίζω (proorizō, dari “pro”-sebelumnya, “horizo”- menentukan, menetapkan). Jadi kata ini berarti “menetapkan sebelumnya” (predestinate) dan kata bendanya “predestination” (predestinasi).


Kata ini tidak hanya dipakai dalam konteks keselamatan saja, namun juga dalam konteks “ketetapan” Allah yang tidak dapat diubah, gagal atau tertunda (bedakan dengan kata “kehendak” Allah – Yun. “thelema”, yaitu keinginan Allah yang tidak harus terjadi seperti 1 Tim. 2:4). Misalnya, Allah telah menetapkan dari semula (mempredestinasikan) bahwa pemimpin bangsa-bangsa serta bangsa Yahudi sendiri akan melawan Mesias yang diurapi Allah (Kis. 4:26-28. Kata “tentukan dari semula” di ayat 28 memakai kata “proorizo/predestined.”)


Namun mayoritas penggunaan kata ini berhubungan dengan pemilihan Allah (berhubungan dengan keselamatan), khususnya di dalam Roma 8:29 & 30, dan Ef. 1:5 & 11).


  • 29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula (cat: predestined) untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

  • 30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula (Cat.: predestined), mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya. (Rom. 8:29-30)


  • Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula (Cat.: predestined) oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, (Ef. 1:5)

  • Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan--kami yang dari semula ditentukan (Cat.: predestined) untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya—(Ef. 1:11)

Jika dilihat dari konteks ayat-ayat diatas, maka kata predestinasi ini berhubungan dengan keselamatan dan secara lebih spesifik lagi berhubungan dengan “pilihan Allah” yang telah kita diskusikan dibagian lalu.


PILIHAN vs PREDESTINASI


Sekalipun keduanya ini sangat berhubungan satu dengan lainnya, namun konsep keduanya berbeda. Karena itu keduanya memakai istilah yang berbeda.


  • · Kata “Pilihan” menunjuk kepada tindakan Allah dalam memilih orang-orang yang mendapat anugerah-Nya sehingga mereka dapat diselamatkan.

  • · Kata “Predestinasi” menunjuk kepada “tujuan(destinasi) dari pemilihan itu, serta “waktu” (pre) dari pemilihan itu.

Jadi:

  • Di dalam Rom. 8:29-30, pilihan Allah bertujuan untuk menetapkan mereka “untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,” sehingga menjadi suatu umat yang saling bersaudara, dimana Kristus menjadi Pemimpin/Yang Utama/Yang Sulung mereka. Lalu di dalam dimensi waktu, penetapan itu digenapi dengan cara memanggil mereka sehingga mereka percaya, lalu membenarkan mereka, dan memuliakan mereka (memelihara mereka sehingga sampai kepada kemuliaan).


  • Di dalam Efesus 1:5, tujuan dari predestinasi itu adalah “untuk menjadi anak-anak-Nya” yang memiliki pengertian yang sama dengan Rom. 8:29.

  • · Di dalam Ef. 1:11, predestinasi tersebut menyebabkan orang-orang pilihan untuk “mendapat bagian yang dijanjikan” yang menunjuk kepada ayat 5, yaitu untuk diangkat menjadi anak-anak Allah, dan bersama-sama menjadi suatu umat dimana Kristus adalah Kepalanya, baik yang di Sorga maupun yang di bumi (ay. 10)

Jadi konsep Predestinasi ini sangat sederhana dan mudah untuk dipahami jika hati kita terbuka terhadap perkataan Alkitab yang sederhana itu.


SINGLE dan DOUBLE PREDESTINATION (Predestinasi Tunggal vs Ganda)


Dikalangan Protestan, terjadi perdebatan tentang “cara” Allah melakukan predestinasi ini. Disatu sisi, ada yang memegang pandangan bahwa Allah secara aktif menetapkan baik yang akan diselamatkan (“dipilih”), dan Allah juga secara aktif menetapkan mereka yang akan dihukum (sisi lain dari “dipilih”, yaitu mereka yang secara aktif “ditolak” Allah, sehingga mereka binasa. Istilah teologi tindakan penolakan aktif ini disebut “reprobation”/penolakan). Pandangan ini diberi label “Double Predestination/Predestinasi Ganda” dan sering dituduhkan dipegang oleh kaum Calvinist (meskipun pengertian John Calvin dan gereja Reformed tidak demikian. Dibawah akan dijelaskan secara lebih detil lagi)


Disisi lainnya, ada yang memegang pandangan bahwa Allah secara aktif menetapkan pilihan mereka yang akan diselamatkan, namun “membiarkan” yang lainnya binasa oleh dosanya sendiri. Pandangan ini disebut pandangan “Single Predestination/Predestinasi Tunggal.” Pandangan ini dipegang oleh kaum Lutheran.


Yang mana diantara keduanya yang lebih alkitabiah?


Sebelum menjawab pertanyaan ini, sangat perlu ditegaskan disini bahwa tentu saja Allah BERHAK SEPENUHNYA untuk melakukan tindakan seperti yang didefinisikan sebagai Predestinasi Ganda diatas, karena Dialah yang menciptakan dan memiliki semua ciptaan. Sama seperti Seorang penjunan yang berhak memakai tanah liatnya untuk membuat sesuatu untuk keperluannya (Rom. 9:21). Dan JIKA Allah melakukan yang demikian, maka kita sebagai manusia TIDAK BERHAK SEDIKITPUN untuk protes (Rom. 9:20).


Namun tidak berarti Allah melakukan yang demikian dalam pemilihan bagi Keselamatan.

Di dalam seluruh Alkitab, kita membaca bahwa Allah bersikap aktif dan royal di dalam memberikan anugerah-Nya, tetapi bersikap sabar (lebih pasif) di dalam memberikan hukuman-Nya.

Secara khusus di dalam PB, kita membaca bahwa Allah memilih orang-orang untuk mendapat anugerah keselamatan dan pengangkatan sebagai anak-anak-Nya, tetapi TIDAK ADA indikasi Allah secara aktif menetapkan seseorang untuk mendapat hukuman terlepas dari dosa-dosa orang tersebut.


Kasus Firaun di dalam Rom. 9:27, Yudas di dalam Yoh. 17:12 dan guru-guru palsu di dalam Yud. 1:4 adalah untuk menunjukkan bahwa Allah berhak sepenuhnya untuk bertindak secara berdaulat, namun ketiganya tidak berhubungan dengan pemilihan keselamatan.


Lihat misalnya konteks pemilihan dan kedaulatan Allah di dalam Roma pasal 9. Setelah secara telak Paulus membungkam mereka yang tidak berpengertian namun menuduh Allah sebagai tidak adil, maka kemudian di dalam ayat 22 dan 23 Paulus memperlihatkan kontras antara kepasifan (“kesabaran”) Allah untuk menghukum (ay. 22) dengan keaktifan (“menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya”) dalam memanggil orang-orang pilihan-Nya (ay. 23&24).


Karena itu Roma 9 tidak dapat dipakai sebagai dasar Predestinasi Ganda dengan pengertian seperti diatas.


Jadi, Predestinasi Ganda yang bagaimana yang sebenarnya dipegang oleh Reformed Calvinist?


Prof. Dr. R.C. Sproul, seorang teolog Reformed ternama abad ini memerikan klarifikasinya yang bagus dalam blognya berjudul “Double” Predestination (https://www.ligonier.org/learn/articles/double-predestination/). Beliau menulis beberapa poin berikut:


  • Telah terjadi distorsi pengertian predestinasi yang dipegang oleh Reformed Calvinist. Distorsi tersebut adalah seperti pengertian dalam definisi awal tersebut dimana Allah secara sama dan aktif bukan hanya memilih untuk memberi anugerah kepada sebagian orang, tetapi juga secara aktif menetapkan sejak semula sebagian lain untuk berdosa dan mendapat hukuman. Konsep ini disebut sebagai pandangan “Predestinasi positif-positif.” Ini bukanlah konsep Predestinasi Ganda yang dimengerti dan dipegang Calvinist-Reformed.

  • Posisi teologi Calvinist-Reformed menurut Sproul adalah “Predestinasi positif-negatif,” yang berarti sekalipun Reformed percaya tentang reprobasi, namun Allah tidak aktif di sisi reprobasinya. Artinya, sejak kekal Allah telah menentukan sebagian yang akan memperoleh keselamatan (aktif dalam memberikan anugerh), namun Allah tidak bertindak aktif untuk membuat seseorang tidak percaya dan berdosa. Allah hanya melewatkan (“passed over”) anugerah-Nya dari mereka. Mereka “dibiarkan” untuk hanya mendapatkan keadilan-Nya saja.

Selanjutnya Sproul mengutip Konfesi-konfesi Reformed yang menunjukkan posisi “positif-negatif” ini. Misalnya:


Pengakuan Iman Perancis: 1559


"Kami percaya bahwa dari kebobrokan dan kutukan ini di mana semua manusia telah jatuh, Allah, menurut rencana-Nya yang kekal dan abadi, memanggil mereka yang telah dipilih-Nya dengan kebaikan dan kemurahan hati-Nya sendiri di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, tanpa mempertimbangkan perbuatan mereka, untuk menunjukkan kepada mereka kekayaan rahmat-Nya; membiarkan sisanya dalam kebobrokan dan kutukan mereka untuk menunjukkan kepada mereka keadilan-Nya." (Art. XII)


Pengakuan Iman Westminster: 1643


"Sebagaimana Allah telah menetapkan umat pilihan untuk kemuliaan, demikian pula Dia, dengan tujuan yang kekal dan kebebasan kehendak-Nya, juga menetapkan caranya. Karenanya, mereka yang terpilih… secara efektif dipanggil kepada iman kepada Kristus oleh Roh-Nya yang bekerja pada waktu yang tepat, dibenarkan, diadopsi, dikuduskan, dan dipelihara oleh kuasa-Nya, melalui iman, untuk keselamatan. Tidak ada orang lain yang ditebus oleh Kristus, yang secara efektif dipanggil, dibenarkan, diadopsi, dikuduskan, dan diselamatkan, kecuali yang terpilih saja...

Sisa umat manusia lainnya, oleh perkenan Allah, menurut hikmat yang tidak terselami,… telah dilewati (pass by) dan menetapkan mereka untuk mendapat aib dan murka oleh karena dosa mereka, untuk pujian bagi keagungan keadilan-Nya." (Bab III-Seni. VI dan VII)


Demikian juga untuk konfesi-konfesi Reformed lainnya (Konfesi Reformed 1536, Konfesi Iman Belgic 1561, dll), seluruhnya memiliki pengertian yang sama.


Jadi apa beda Single Predestination Lutheran dengan Double Predestination Calvinist-Reformed?


Pada dasarnya KEDUANYA SAMA. Secara sederhana, konsep keduanya adalah seperti pengertian SINGLE PREDESTINATION. Hanya Reformed tetap memegang reprobasi sebagai bentuk kedaulatan penuh Allah yang mutlak, sekalipun dalam keselamatan, Allah tidak memakai kedaulatan-Nya ini untuk menetapkan secara aktif mereka yang akan binasa.


Pada dasarnya:


DOUBLE PREDESTINATION NYA CALVINIST-REFORMED = SINGLE PREDESTINATION NYA LUTHERAN

Semoga bermanfaat.

938 views0 comments

Comentários


bottom of page