Renungan:
*Yoh 13:35*
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
*Mat 25:34-40*
34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
*Yak 2:14-17*
14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
16 dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!," tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
*Mat 7:21-23*
21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Rekan2 BTBM…
Kita sering tanpa sadar tidak pernah memikirkan masalah kesejatian kekristenan kita, karena kita sering terlena oleh nina bobok dari ajaran-ajaran yg membuat kita merasa yakin bahwa kita adalah seorang Kristen sejati, atau istilah kerennya “sudah lahir baru.”
Tapi tahukah rekan2 bahwa ini adalah cara iblis menipu mayoritas manusia di dunia ini, yaitu dengan memberikan kenyamanan palsu dari doktrin yg palsu. Dengan cara ini jutaan orang didunia meyakini bahwa membunuh merupakan jalan suci untuk membela Tuhannya.
Para pemimpin Yahudi yg selama ribuan tahun secara ketat mengajarkan Yudaisme pun tdk luput dari tipu daya ini. Sekalipun mereka telah dengan giat menjaga dan mengajarkan Kitab Suci kepada keturunan mereka, tanpa mereka sadari rupanya mereka sudah tidak mengenal Allah yang mereka sembah itu, sehingga malah menolak-Nya (Yoh. 8:19, 16:3) dan mendirikan konsepnya sendiri (Rom. 10:1-3).
Pertanyaannya, apakah tidak mungkin kejatuhan kaum Yahudi ini diulangi oleh Gereja dan kekristenan? Cara berpikir deduksi saya meyakinkan saya bahwa hal itu dapat dan benar2 telah terjadi. Lihat saja sekeliling kita. Gereja-gereja berdiri dengan megahnya, tetapi tidak memiliki korelasi dengan *cara hidup* Gereja dan orang-orang Kristennya. Gereja tetap sibuk dengan program2nya (Gereja protestan nyaman dengan program2 keorganisasian. Gereja2 Karismatik dan Pentakosta sibuk untuk membangun kekayaan kerajaannya, dst). Sedikit, atau bahkan nihil kita melihat gereja2 dan kekristenan yg benar2 dapat menjadi daya tarik dari mereka yg belum mengenal Injil. Boro-boro tertarik, malah mereka cenderung muak dengan orang Kristen yg terkesan eksklusif dan tidak pernah memperhatikan kesusahan orang lain, bahkan tetangga sebelahnya sekalipun. Sementara itu kita terus berhaleluyah dengan keyakinan penuh bahwa kitalah yang benar2 mengenal Allah yg sebenarnya. Benarkah?
Apakah tanda dari suatu kekristenan sejati?
Bukan hebatnya gereja tersebut dapat mengajarkan doktrin (karena agama lain lebih hebat mengajarkannya dan lebih tebal buku doktrinnya). Bukan juga dari banyaknya orang yg mengikuti gereja tersebut (malah Tuhan katakan jalan yg dipilih orang banyak adalah jalan menuju kebinasaan). Bukan juga dari kerajinan atau fanatisme jemaat gerejanya (justru kerajinan dan fanatisme sering merupakan suatu kedok yg baik bagi kemunafikan). Jadi apakah tanda dari suatu Gereja dan Orang Kristen sejati?
Dalam ayat pertama diatas (Yoh. 13:35), Tuhan mengatakan bahwa tanda dari seorang atau komunitas Kristen / gereja sejati adalah *adanya kasih satu sama lain,* - kasih mana dinyatakan *bukan* dengan kehebatan doktrin (karena doktrin bisa melenceng), bahkan bukan dengan keaktifan menginjili (karena motivasinya dapat salah), bukan pula dengan banyaknya jumlah kemaat yg ikut (karena bnyak orang ikut hanya untuk mengejar berkat, bukan mencari Tuhan & kebenaran), tetapi dengan *tindakan-tindakan praktis kehidupan yang penuh kasih terhadap sesamanya* (ayat2 kedua Mat 25:34-40 dan ketiga Yak 2:14-17).
Semua gereja telah terkecoh dgn hal ini, sehingga tidak dapat mengevaluasi kekristenan yg diajarkannya. Gereja2 banyak mengajarkan “how to do” dan bukan “how to be.” Jd fokusnya kepada kegiatan manusia luarnya (worship, doa 24 jam, kkr kesembuhan, belajar doktrin berat, dsb), dan bukan mentransformasi manusia dalamnya.
Sekalipun msih ada gereja2 yg mengajarkan dan melakukan hal2 yg penting (mis. Penginjilan), tetapi kegiatan itu bukan tumbuh secara natural dari dalam manusianya, tetapi dari dorongan program gerejanya. Karena itu kita dpt melihat gereja2 yg hebat saat melakukan kkr penginjilan, tetapi kehidupan sehari-hari jemaatnya (bahkan pendetanya) bukanlah kehidupan yg ingin mengabarkan Injil secara natural dari dorongan kasih.
Jujur saja. Apapun gereja anda, coba lihat secara alami, apakah gereja benar2 mencari dan membantu mereka yang dalam kesulitan? (sulit makan, anak2 kumuh, tidak punya penghasilan tetap, dst). Boro-boro mencari, jemaat sendiri yg miskin juga tidak diperhatikan. Paling mereka hanya akan berkata “kami akan berdoa untuk keluarga bapak”, lalu melanjutkan kegiatannya. Saya tidak yakin mereka akan mengingat anda lagi. Hal itu hanya menunjukkan bahwa para pemimpin gereja itu sebenarnya tidak punya iman (menurut Yakobus 2:14-17 diatas, bukan "iman yang menyelamatkan"). Kata lainnya, mungkin belum lahir baru, sekalipun selalu berbusa2 saat berkhotbah dan hebat dalam demonstrasi hal-hal rohani spt dalam Mat 7:22. Karena kasihlah yg menyatakan seseorang itu benar-benar seorang murid, dan tindakan praktislah yg menyatakan bahwa kita memang mengasihi seseorang.
Jadi apa yg dapat kita lakukan menghadapi kenyataan ini?
Blog ini tidak dimaksudkan utk memberi instruksi ("how to do") kpd anda, tetapi hanya mencoba menggugah hati anda untuk melihat lagi Gereja anda dan kekristenan anda ("how to be"). Jangan lagi berbangga dengan doktrin yang hebat, karunia2 yg hebat atau organisasi yg besar. Semua itu hanya akan menjadi tempat persembunyian yg nyaman bagi kemunafikan dan dosa keangkuhan diri.
Karena kita luput dari penghakiman Allah bukan oleh klaim kita bahwa kita sudah mengenal-Nya, atau dari hebatnya karunia2 kita, tetapi dari ketaatan kita melakukan kehandak Allah (Mat 7:21-23), yaitu mengasihi dengan sikap hidup yang selalu memperhatikan mereka yang susah.
Semoga bermanfaat. Imanuel.
.
Comments