top of page
Writer's pictureSihol Christian Robirosa

Allah Trinitas Yang Esa (5)

Updated: Jun 17, 2020

Gambaran-gambaran Pemberi Wawasan:


Rekan-rekan BTBM,


Setelah dalam 4 blog kita membahas secara ringkas tentang sejarah pembentukan doktrin Trinitas serta definisi Trinitas yang diberikan oleh semua cabang utama iman Kristen, sekarang kita mencoba memberi gambaran-gambaran yang dapat membuka wawasan kita tentang Trinitas Yang Agung, Allah dan Juruselamat kita.


Harap dicatat dengan baik disini, bahwa gambaran-gambaran ini BUKAN dan TIDAK BISA dianggap sebagai usaha untuk mengillustrasikan Trinitas itu (itu suatu tindakan yang bodoh karena Trinitas TIDAK ADA PADANAN SEDIKITPUN dengan yang dicipta). Gambaran-gambaran ini hanya suatu usaha untuk membuka wawasan bagi kita agar kita dapat keluar dari kerangka berpikir yang selama ini membelenggu kita tanpa kita sadari, dan mendapat pandangan baru yang lebih merdeka. Dengan demikian diharapkan kita dapat lebih menghargai ketidak-terjauannya Allah Trinitas kita Yang Agung itu.

Kita mulai dengan gambaran "hubungan kesatuan" di dalam Trinitas, yang dikandung di dalam konsep doktrin "Perikhoresis" (koinherensi) yang telah kita bahas sepintas dalam tulisan lalu.


Doktrin Perikhoresis dan Konsep Kesatuan


Banyak orang, termasuk orang Kristen, yang karena tidak mengerti dengan baik konsep Trinitas yang diformulasikan oleh bapa-bapa gereja kita lalu ikut-ikutan mengartikan bahwa Allah kita itu Tiga. Di ekstrim lain, karena ingin mempertahankan ke"Satu"an dari Trinitas, lalu jatuh dalam kesalahan Modalisme dengan memberi gambaran-gambaran yang salah (Ayah, Direktur, Pendeta atau Air, Es, Uap).


Doktrin Perikhoresis yang dinyatakan di dalam pernyataan-pernyataan Tuhan langsung (mis. “Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” -Yoh. 10:38;14:10 & 11, atau “Aku dan Bapa adalah satu” -Yoh. 10:30), serta penyebutan nama Roh Kudus yang menggambarkan bahwa Dia juga adalah Roh Kristus, juga Roh Allah (lihat Blog Trinitas bag. 4), menggambarkan suatu hubungan yang unik di antara keTiganya:

Sekalipun ke Tiga nya berbeda/berdistingsi secara penuh, namun ke Tiga nya saling mendiami satu sama lain secara penuh sedemikian sehingga ke Tiganya juga merupakan suatu keberadaan yang sama.

Konsep ini dapat kita illustrasikan dengan hubungan dalam perkalian.


Banyak orang, termasuk orang Kristen, yang karena tidak mengerti bentuk hubungan antara keTiga Pribadi Trinitas lalu memakai hubungan penjumlahan (+) sebagai hubungan keTiganya. Karena itu mereka berpendapat bahwa orang Kristen percaya 3 Allah (karena 1+1+1 = 3).

Padahal konsep hubungan keTiga Pribadi di dalam Trinitas BUKAN hubungan penjumlahan karena sekalipun ketiga angka satu itu berbeda secara penuh, tetapi masing-masing memiliki ruang sendiri dan tidak saling mendiami, sehingga hasilnya adalah 3 keberadaan yang sama sekali berbeda. Konsep ini yang dimengerti para bidat (mis. mormon) dan agama-agama lain. Jadi, operator penjumlahan (+) tidak menggambarkan hubungan keTiga Pribadi di dalam Trinitas Agung.


Hubungan tersebut lebih tepat digambarkan oleh operator perkalian (1x1x1=1). Sekalipun satu yang pertama, kedua dan ketiga, semuanya saling berbeda secara penuh, namun mereka "saling mendiami secara penuh" (satu yang pertama mendiami satu yang kedua, dan satu yang ketiga, dst.), sehingga hasilnya tetap satu keberadaan yang sama (bersambung)



277 views0 comments

コメント


bottom of page