top of page
Writer's pictureSihol Christian Robirosa

Allah Trinitas Yang Esa (4)

Updated: Jun 17, 2020

Kristus dan Trinitas di Dalam Kitab Wahyu (1)


Setelah kita membahas tentang sejarah terbentuknya doktrin Trinitas serta pengertian Trinitas yang dipegang oleh mayoritas semua golongan Kristen (Katolik Roma, Ortodoks Timur serta Protestan), maka tidak lengkap jika kita tidak membahas tentang Trinitas yang diungkapkan di dalam Kitab Wahyu.


Mengapa? Karena kitab wahyu menyingkapkan kepada kita tentang Pribadi Kristus yang telah dimuliakan sehingga kita dapat lebih mengerti tentang Pribadi Kristus dalam hubungannya dengan ke-Allah-an (The Godhead) dari Trinitas Yang Esa.


Disaat membaca tulisan Yohanes, kita harus mengerti gaya penulisan Yohanes. Untuk suatu tulisan yang panjang seperti Injil Yohanes dan kitab Wahyu ini, Yohanes selalu membuat suatu Kesimpulan Ringkas (“Executive Summary/ES”) yang mengungkapkan intisari (biji) dari buah pikiran yang dituliskannya. Didalam Injil yang ditulisnya misalnya, rasul Yohanes kemudian menyimpulkan kebenaran-kebenaran besar dan agung tentang Jati Diri Kristus. Ia bukanlah sekedar “Mesias” dalam pengertian Seorang yang diurapi yang akan menjadi Raja dan Tuhan bagi bangsa Israel. Jauh lebih dalam dari pengertian umum bangsa Yahudi tentang sosok Mesias, Yohanes menyatakan bahwa Yesus itu adalah Firman (Logos) Allah yang berinkarnasi. Ia adalah Allah yang sejak kekekalan ada dan selalu ada bersama-sama dengan Allah Yang Maha Kuasa.

Tidak berhenti disitu, Ia juga adalah sumber keberadaan (eksistensi) semua yang ada. Ia juga adalah sumber kehidupan dan sumber terang manusia (pengenalan akan Allah, kesadaran diri). Ia juga adalah “satu-satunya Allah yang menyatakan diri sebagai manusia” (“Anak Tunggal”; Yun: “monogenes”). Itulah ES Yohanes tentang Injil yang ditulisnya.


Jika kita ingin dapat mengerti tentang kitab Wahyu yang ditulisnya, maka kita juga harus

dapat mengerti ES yang ditulisnya. Sebagai ES dari kitab ini adalah pasal 1:1-8. Kitab Wahyu adalah catatan rasul Yohanes tentang wahyu yang dinyatakan oleh malaikat Tuhan yang diutus oleh Yesus Kristus untuk membukakan wahyu (pengungkapan) dari Allah (1:1-2). Inti kitab ini adalah tentang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya yang pasti sebagai puncak dari kemenangan pemerintahan Allah didunia ini, serta akhir yang penuh kemuliaan bagi orang-orang percaya di Kerajaan Kekal Allah didunia baru dan semesta baru nanti (pasal 21 & 22).


Setelah menyatakan sumber, tujuan dan medium pewahyuan ini (1:1-3), ES Kitab wahyu

dimulai dengan berkat dari Trinitas (1:4-8). Dikatakan rasul Yohanes bahwa Kasih karunia dan damai sejahtera adalah dari Allah Bapa (“Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang,” -1:4), dari Allah Roh Kudus (“ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,”-1:4) dan dari Yesus Kristus (1:5). Perhatikan bahwa setelah mendapat pewahyuan ini, pengenalan Yohanes akan Allah semakin jelas dan tanpa rasa canggung ia memulainya dengan berkat Trinitas.


Kemudian saat memberikan pujian kemuliaan kepada Yesus Kristus, Tuhannya, Roh

Kudus yang ada didalam Yohanes meledakkan suatu pujian (doksologi) yang memberi kemuliaan bagi Kristus (perhatikan frasa “Bagi Dia” didalam ayat 5b. Maksudnya bagi Yesus Kristus), karena Ia telah mengasihi kita (orang-orang percaya) dan telah melepaskan kita dari kuasa dosa oleh kematian-Nya, dan menjadikan kita menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah (1:6).

Pujian dan kemuliaan yang diberikan itu adalah yang “bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin” (1:6), suatu atribusi pujian yang hanya boleh diberikan kepada Allah saja.

Perhatikan dengan seksama intonasi dari sikap Yohanes saat memuji Kristus oleh pimpinan Roh Kudus. Baginya memuji Yesus Kristus dengan pujian yang hanya boleh diberikan kepada Allah (Yehova) sama sekali tidak ada kecanggungan. Ia memuji dan memuliakan Yesus Kristus sama dengan memuji Tuhan Allah sendiri. Hal itu menjelaskan kepada kita bahwa Kristus adalah setara dengan Allah. Lebih dari itu, disitu kita melihat konsep koinherensi (saling mendiami) antara Allah, Kristus dan Roh Kudus.


Lalu Yohanes melihat kedatangan Kristus yang kedua kalinya dalam kemuliaan-Nya di

awan-awan, dan bagaimana orang –orang dibumi meratapi Dia (menyesali sikap mereka yang menolak-Nya- 1:7). Ayat berikutnya mencatat perkataan Tuhan AllahAku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." (1:8). Ini adalah Firman dari Allah sendiri (perhatikan frasa “firman Tuhan Allah”), namun penempatan konteksnya kemudian dapat diartikan bahwa itu adalah juga perkataan Kristus sendiri yang akan datang didalam awan-awan kemulian-Nya. Jati Diri Alfa dan Omega ini kemudian secara eksplisit dinyatakan sebagai Tuhan Yesus Kristus sendiri didalam pasal 21:6 dan 22:13. Artinya, saat memulai catatannya tentang pewahyuan Allah, Yohanes secara sadar telah mencatat bahwa memberi kemuliaan kepada Yesus Kristus tidak berarti suatu hujatan kepada Allah, tetapi justru menegaskan bahwa memuliakan Kristus berarti juga memuliakan

Allah. Tidak ada keraguan dan kecanggungan didalam sikapnya.


Ayat ke 9 mencatat tentang latar belakang, tempat dan kondisi saat Yohanes mendapat

pewahyuan demikian. Ayat 10 mencatat tentang permulaan dari penglihatan/ penyingkapan yang diperolehnya, dan Siapa sebenarnya Agen yang membuat Yohanes bisa memperoleh penyingkapan ini. Sekalipun dikatakan di ayat 1 bahwa seorang malaikat lah yang menunjukkan pernyataan ini, namun diayat 10 ini jelas bahwa Roh Kuduslah yang membuat Yohanes dapat memperoleh dan mengerti penyingkapan (wahyu) disini. Salah satu tugas utama Roh Kudus sebagai Pribadi Ketiga Trinitas adalah mewahyukan/menyingkapkan Allah kepada manusia.

Didalam PL, Ialah yang menyingkapkan Firman Allah melalui para nabi. Didalam PB, Ia jugalah yang menyingkapkan Firman Allah dan Jalan Keselamatan-Nya melalui para rasul-Nya. Ia menyingkapkan rahasia-rahasia Allah yang terdalam, yang bahkan para malaikatpun tidak mengetahuinya (1Pet. 1:10-12; band. 1Kor. 2:11).

Jadi kitab wahyu adalah karya Trinitas untuk jemaat-Nya: Dari Allah Bapa, tentang Yesus Kristus dan Kerajaan-Nya, yang dinyatakan oleh Roh Kudus. Hanya dengan mengingat hal ini kita dapat mengerti kitab ini dengan benar.

Sekarang, mari kita melihat dengan sepintas ke dalam kitab ini.


Alur narasi kitab Wahyu tentang Kristus dan Trinitas


Segera setelah Yohanes diperintahkan untuk menuliskan semua yang dilihatnya supaya

dikirimkan kepada ketujuh jemaat di Asia, maka Yohanes diperlihatkan sosok Kristus ditengah 7 kaki dian (lambang ke 7 jemaat -1:20). Kristus ada dan memerintah didalam gereja-Nya.

Perhatikan penampakan Kristus disini, khususnya frasa “seperti Anak Manusia” (1:13) dan “Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah,” (1:14). Kedua frasa ini

mengingatkan kita pada penglihatan Daniel dalam Daniel 7:9-14. Disana Daniel melihat Allah diatas takhta-Nya sebagai “Yang Lanjut Usia,..yang rambut-Nya bersih seperti bulu domba [putih]” (Dan. 7:9). Lalu datang seorang “seperti anak manusia” yang kemudian diberikan kuasa dan kemuliaan kekal sebagai raja yang kekal. Istilah “Anak Manusia” ini kemudian dipakai oleh para rabbi sebagai istilah untuk Mesias. Tuhan sendiri memakai terminologi (istilah) ini untuk Diri-Nya, dengan konteks kedatangan-Nya yang kedua kali dalam kemuliaan nanti (Mat. 24:30).


Perhatikan kesamaan dan perbedaan antara penglihatan Daniel dan Yohanes itu.

Keduanya sama-sama memperlihatkan Sosok yang mulia yang rambutnya putih metah seperti bulu domba dengan penampakan yang menggetarkan karena kemuliaan dan wibawa-Nya.Keduanya juga ada sosok “Anak Manusia.” Namun yang membedakannya adalah bahwa didalam penglihatan Daniel, kedua Sosok itu terpisah, sementara didalam penglihatan Yohanes keDuanya adalah Oknum yang sama. Apakah kedua penglihatan itu sama atau berbeda?

Didalam terang inkarnasi dan Trinitas, sekarang kita dapat mengerti bahwa Allah yang dilihat Daniel itu adalah sama dengan Kristus yang dilihat Yohanes (band. juga dengan penglihatan Yesaya – Yoh. 12:41). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Yohanes bahwa Allah Yang Maha Kuasa selamanya transenden, hanya Allah Anak yang dapat dilihat oleh manusia yang menyatakan Allah Bapa yang selamanya transenden (Yoh. 1:18). Lalu mengapa didalam penglihatan Daniel, sosok “anak manusia” itu berbeda dengan Yang Duduk di takhta? Karena pernyataan Allah belum lengkap, ehingga diperlukan simbolisme agar tidak merusak konsep monoteisme nya. Namun jika melihat kuasa yang diberikan kepada “anak manusia” itu, maka kita harusnya juga dapat mengerti bahwa hanya Allah saja yang dapat memiliki “kekuasaan dan kerajaan yang kekal.” Apalagi kita telah mengerti bahwa Dialah “Alfa dan Omega” dan “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir..”, maka

tidak ada keraguan bagi kita bahwa Kristus adalah Anak Allah yang patut disembah sebagai Allah sendiri.


Pasal 2 & 3 mencatat perkataan-perkataan Kristus kepada ketujuh jemaat yang ada pada waktu itu. Keseluruhannya ada di Asia Minor. Ketujuh gereja itu adalah representasi gereja-gereja Tuhan sepanjang abad. Karena itu Firman-firman Kristus bagi mereka berlaku kepada semua gereja di sepanjang abad. Perkataan-perkataan itu adalah dari Kristus sendiri sebagai Raja Gereja, Kepala dari tubuh-Nya, dan selalu didahului dengan karakteristik Diri-Nya (misalnya, “dari Dia yang memegang ketujuh bintang itu” dsb. – 2:1, 8, 12, 18; 3:1, 7, 14). Sekalipun dikatakan Firman-firman itu dari Kristus sendiri, namun oleh Kristus dikatakan juga perkataan-perkataan

itu “dikatakan oleh Roh” kepada jemaat-jemaat (2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22).


Lihat bagaimana pengertian ini dibangun: saat Kristus berfirman, Firman itu juga

datangnya dari Roh Allah. Tanpa konteks Trinitas, kita tidak mungkin dapat menjawabnya. Dan dari sini juga kita dapat melihat bagaimana Roh Kudus bekerja. Kristus adalah Kepala dan Tuhan dari orang-orang percaya (Gereja). Kita harus mendengar, mengerti dan dan mentaati semua yang dikatakan-Nya. Tetapi bagaimana kita dapat mendengar, mengerti dan sanggup mentaati-Nya? Oleh Roh Kudus. Kita melihat bahwa peran Roh Kudus adalah sebagai “Parakletos” yang membuat orang percaya mau mendengar Firman Allah, dapat mengerti Firman Allah dan sanggup mentaati-Nya. Setelah pasal 3 ini, gereja “menghilang” dari penglihatan Yohanes.

Babak penglihatannya berikut adalah tentang Sorga dan apa yang terjadi disana.


Pasal 4 memperlihatkan kepada Yohanes tentang Sorga dan situasi disekitar Takhta

kemuliaan Allah dan oknum-oknum disekitar-Nya. Sekali lagi, yang membuat Yohanes dapat melihat kemuliaan Allah adalah Roh Kudus (4:2). Diatas takhta duduklah Allah yang tidak kelihatan rupanya, hanya kemulian-Nya yang memancar begitu indahnya “bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya” (4:2-3). Disekeliling takhta itu ada 24 tua-tua yang memakai pakaian putih dan mahkota emas diatasnya. Dihadapan takhta itu ada 7 Obor yang menyala-nyala. Itulah lambang Roh Allah (4:5). Takhta itu dikelilingi oleh 4 jenis makhluk yang dipenuhi dengan mata. Kemungkinan mereka adalah para kerubim seperti yang dilihat oleh Yehezkiel ditepi sungai Kebar (salah satu anak sungai Efrat di Babel).

Keempat makhluk itu selalu mengumandangkan trisagion "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." (4:8). Ayat 10 & 11 memperlihatkan penyembahan kepada Allah oleh karena tindakan Penciptaan oleh-Nya.


Pasal 5 mengungkapkan introduksi satu Sosok lain kehadapan Takhta kemuliaan Allah.

Sosok itu adalah “Anak Domba seperti telah disembelih.” Sekalipun Ia seperti telah disembelih, tidak berarti disini Ia domba mati, tetapi domba hidup yang memiliki tanda-tanda Ia pernah disembelih. Ia hidup bahkan berkuasa (“bertanduk tujuh”) dan maha mengetahui (“bermata tujuh”) karena memiliki Roh Allah didalam kepenuhan-Nya (5:6).

Sebelum Sosok Anak Domba ini muncul, tidak seorangpun, atau tidak satu makhluk pun baik di bumi, dibawah bumi maupun di Sorga yang layak untuk menerima gulungan kitab dari tangan Allah. Karena itulah Yohanes “menangis dengan amat sedih” (5:4). Mengapa? Karena Yohanes mengerti oleh Roh didalam dia bahwa didalam kitab itu tersimpan rahasia masa depan dunia dan orang-orang percaya. Di sanalah pengharapan orang-orang percaya diungkapkan. Tanpa pengungkapan kitab itu, orang-orang percaya tidak memiliki pengharapan yang pasti.

Gulungan kitab yang dimeteraikan rangkap tujuh ini merupakan rahasia tentang kejadian-kejadian akhir zaman didunia sampai kepada zaman kekekalan, seperti yang diungkapkan didalam kitab Wahyu ini. Hanya Anak Domba inilah yang dinyatakan layak oleh Allah untuk menerima dan membuka gulungan kitab itu dari Allah.


Perhatikan kejadian-kejadian dramatis saat Anak Domba itu menerima gulungan kitab itu dari tangan Allah. Sesaat setelah menerima gulungan itu, ke 24 tua-tua itu secara otomatis memulai penyembahan nya. Dengan tersungkur menyembah Anak Domba itu, mereka menyanyikan “suatu nyanyian baru”:


  • 9 "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

  • 10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi." (Why. 5:9-10)

Mengapa dikatakan “nyanyian baru”? Karena nyanyian pujian itu berbeda dengan

sebelumnya. Nyanyian sebelumnya adalah nyanyian pujian kepada Allah sebagai Pencipta segala sesuatunya (4:11), dan disini mereka memuji Allah karena Karya Penebusan-Nya.

Penyembahan yang dimulai oleh keduapuluh empat tua-tua itu kemudian direspons

oleh ber milyard-milyard, mungkin trilyunan malaikat yang ikut menyembah Anak Domba itu serta berkata:


  • Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!" (5:11-12).

Konsert pujian para malaikat itupun kemudian direspon oleh “SEMUA makhluk yang di

sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya,” kata mereka:


  • "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!" (5:13)

Semua pujian itu ditutup oleh keempat kerubim dengan kata “Amin” dan sekali lagi ke

24 tua-tua itu tersungkur menyembah Anak Domba itu.


Apakah anda memperhatikan keseluruhan drama dihadapan takhta Allah ini? Semua

makhluk dan oknum yang berada dihadapan takhta Allah (ke 24 tua-tua, trilyunan malaikat dan SEMUA makhluk ciptaan lain) semua menyembah Anak Domba itu. Penyembahannya bahkan dinyatakan sebagai “nyanyian baru” karena merupakan pernyataan Allah tentang “karya baru”-Nya selain Penciptaan, yaitu Penebusan. Pujian-pujian itu semuanya merupakan pujian yang setara dengan pujian kepada Allah didalam karya ciptaan-Nya (4:11), bahkan dapat dikatakan lebih kaya dan lebih meriah karena melibatkan semua makhluk ciptaan-Nya. Apakah artinya ini?


Artinya, Anak Domba itu memang layak disembah sebagai Allah. Karena Dia MEMANG Allah. Bahkan didalam pujian terakhirnya (5:13) ke Dua nya disandingkan setara, yang layak menerima puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Perhatikan disini (di ayat 13) bahwa antara Allah yang duduk di takhta itu tetap dibedakan dengan Kristus, sekalipun mendapatkan pujian yang sama. Perhatikan juga bahwa disini Anak Domba tidak (baca: belum) duduk diatas takhta yang kekal yang ada di pasal 22 (band. juga 6:6; 7:9, 10). Tetapi setelah konsumasi (penyelesaian sejarah bumi dan langit yang lama ini dan masuk kepada penciptaan langit & bumi yang baru – pasal 21&22), maka kita akan melihat bahwa Anak Domba juga duduk diatas takhta, bersama-sama dengan Allah, bahkan lebih dari itu, Ia bertakhta atas nama Allah Yang Maha Kuasa (22:1, 3). Dari sana nanti kita dapat melihat dengan jelas bahwa KeTiga nya dapat dibedakan, namun tidak dapat dipisahkan. Allah Bapa dan Roh Yang Transenden itu selamanya dinyatakan oleh Allah yang Imanen, yaitu Anak Domba Allah itu. Pembahasan ini akan lebih jelas saat kita sampai kepada Kerajaan Kekal Allah di pasal 21 dan 22 nanti.


(...bersambung...)


217 views0 comments

Comments


bottom of page