top of page
  • Writer's pictureSihol Christian Robirosa

Selingan (3): Persembahan di dalam Perjanjian Baru

Updated: Jan 11, 2023



Setelah dalam selingan (2) lalu kita membahas tentang persembahan persepuluhan di Perjanjian Baru, pasti banyak pertanyaan: kalau begitu persembahan-persembahan apa saja yang diwajibkan di dalam Perjanjian Baru? Nah, pertanyaan seperti ini merupakan gambaran dari cara berpikir dari banyak orang yang telah diindoktrinasi oleh khotbah-khotbah tokoh-tokoh WoF yang menegaskan adanya persembahan WAJIB, yaitu persembahan persepuluhan. Tanpa disadari jemaat, konsep persembahan wajib itu sudah mengendap di dalam bawah sadarnya, sehingga timbullah pertanyaan itu: apa “persembahan wajib” di dalam PB?


Sebelum kita bahas lebih jauh, kita perlu mengingat bahwa semua hal di dalam Perjanjian Baru bersifat rohani yang jauh lebih berharga dan lebih mulia dari Perjanjian Sinai (PL). Karena itu persembahan di dalam PB tidak berbicara tentang kuantitasnya, tetapi kualitasnya.


Mari kita pelajari apa yang diajarkan tentang persembahan di dalam Perjanjian Baru. Berikut adalah persembahan-persembahan yang diajarkan di dalam PB:


1. Belas kasihan kepada sesama


“Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mat. 9:13)


Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.” (Mat. 12:7)


Belas kasihan adalah sifat Allah sendiri, karena itu sifat ini harus dimiliki oleh anak-anakNya sebagai persembahan yang berkenan kepada Tuhan. Hati yang berbelaskasihan adalah persembahan yang harum dihadapan Allah, sama seperti yang Kristus telah lakukan:


“… dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” (Ef. 5:2)


Karena itu orang-orang percaya zaman sekarang diharapkan Tuhan untuk memberikan belas kasihan kepada sesama, khususnya kepada mereka yang kekurangan:


“… hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.” (Gal. 2:10)


“Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang- orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem.” (Rom. 15:26)


“Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang- orang lumpuh dan orang-orang buta.

Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.” (Luk. 14:13-14)


Sudahkan anda mempersembahkan sifat belas kasih sebagai persembahan kepada Tuhan?



2. Tubuh dan pikiran kita


“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. .” (Rom. 12:1-2)


Kata “persembahan” diatas berasal dari kata “thusia” yang mengandung arti sama seperti persembahan hewan yang ada didalam sistim persembahan PL. Jadi mempersembahkan tubuh kita (baca: seluruh hidup kita) adalah suatu persembahan yang dianggap kudus dan berkenan kepada Tuhan. Hidup yang berkenan kepada Tuhan seperti ini hanya dapat terjadi jika kita mengenal kehendak Allah sehingga cara pandang kita berbeda dengan dunia ini (ay. 2). Ringkasnya, dengan perubahan cara pandang, kita akan mengenal kehendak Allah yang baik, berkenan, dan yang sempurna. Dengan demikian kita dapat mempersembahkan hidup kita secara berkenan kepadaNya.


Sudahkah anda mempersembahkan tubuh dan cara pandang anda kepada Tuhan?


3. Membangun tubuh Kristus


“Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.” (1Pet. 2:5)


Arti ayat ini hampir sama dengan ayat sebelumnya (Rom. 12:1), yaitu kita diminta untuk mempersembahkan hidup kita. Namun tujuan dari persembahan hidup itu disini lebih spesifik, yaitu untuk membangun tubuh Kristus. Bagaimana caranya? Dengan memakai karunia-karunia yang kita miliki untuk membangun gereja Tuhan dibumi ini (1Kor. 12-30):


Setiap orang diberikan karunia masing-masing, tetapi untuk kepentingan bersama (1Kor. 12:7, 11, 18-19) karena semua adalah satu tubuh (1Kor. 12:12-14,27).

Karena itu kita harus saling tergantung dan saling menghormati satu sama lain (1Kor. 12:15- 26), dan tidak boleh mengatakan bahwa semua harus memiliki karunia khusus, misalnya berbahasa roh (1Kor. 12:29-30) karena kepada masing-masing dikaruniakan karunia yang berbeda-beda namun untuk tujuan sama yaitu membangun tubuh Kristus (1Kor. 12:27-30).


Sudahkah anda memakai karunia-karunia rohani anda untuk turut membangun tubuh Kristus didunia ini?


4. Menghasilkan orang-orang percaya dan murid-murid


“… yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.” (Rom. 15:16)


“Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?” (1Tes. 3:9)


Ayat-ayat diatas menyatakan bahwa Paulus, melalui pemberitaan Injil berusaha mempersembahkan orang-orang dari bangsa non-Yahudi kepada Allah. Artinya, dengan mengabarkan Injil kepada orang-orang sehingga mereka percaya kepada Allah melalui Kristus dan menjadikan mereka murid-murid Tuhan, kita sudah mempersembahkan suatu persembahan yang berkenan kepada Allah. Pemberitaan Injil dan memuridkan adalah perintah Tuhan sendiri, yang seharusnya merupakan suatu tindakan sebagai manifestasi mengasihi sesama. Tindakan itu juga merupakan ketaatan kepada Tuhannya sebagai manifestasi kasih kepadaNya.


“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:1-20)


"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. “ (Yoh. 14:15)


Sudahkah anda mempersembahkan kepada Tuhan orang-orang yang diselamatkan dan dimuridkan melalui kesaksian anda?


5. Darah (nyawa) kita


“Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.” (2 Tim. 4:6)


“Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian.” (Fil. 2:17)


Didalam ayat pertama Paulus berkata kepada muridnya Timotius bahwa darah yang dicurahkannya karena memberitakan Injil Tuhan adalah suatu persembahan kepada Allah. Pada ayat yang kedua, Paulus menyatakan bahwa dia bersedia mencurahkan darahnya untuk pendewasaan jemaat di Filipi. Darah, yang berbicara tentang nyawa, mengungkapkan pengorbanan total. Sebagai murid-murid Tuhan, kita dituntut untuk memberi persembahan bukan hanya persembahan hidup (tubuh), tetapi juga nyawa kita. Pada kebanyakan keadaan kita, kita tidak perlu sampai harus mencucurkan darah dan mati, namun prinsip yang diharapkan tetap sama: baik hidup maupun mati kita, kita berikan semuanya sebagai persembahan kepada Tuhan. Ini adalah hakekat penyembahan yang sebenarnya. Inilah jenis persembahan dan sikap hidup yang dicontohkan oleh Paulus kepada jemaat Tuhan di Filipi:


“Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku.

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. “ (Fil. 1:20-22)


Sudahkah anda menderita bagi Kristus?


6. Doa syafaat


“Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.” (Ibr. 5:7)


Sama seperti Tuhan Yesus mempersembahkan doa-doaNya disertai ratap tangis dan keluhan kepada BapaNya untuk keselamatan umat pilihanNya, demikian pula doa-doa syafaat kita yang keluar dari dalam hati yang terbeban untuk keselamatan orang-orang lain merupakan persembahan yang harum dihadapan Tuhan. Orang-orang percaya masa kini adalah imam-imam bagi keselamatan orang- orang disekeliling mereka (1Pet. 2:9), karena itulah kita harus mempersembahkan doa-doa disertai keluhan dan tangisan bagi keselamatan orang-orang disekeliling kita.


Sudahkah anda menjadi imam-imam yang mendoakan orang-orang disekitar anda?


7. Ucapan yang memuliakan Allah


“Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” (Ibr. 13:15)


Pujian, hormat dan ucapan syukur kita adalah dupa yang harum dihadapan Tuhan. Hal-hal itu adalah hal-hal yang dilakukan oleh makhluk-makhluk ciptaan Tuhan disurga, dan itu juga yang diperintahkan kepada orang-orang percaya untuk dilakukan dibumi ini.


“Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,

maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu,” (Why. 4:9-10)


“Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Ef. 5:20)


Adakah perkataan-perkataan anda telah menjadi persembahan yang memuliakan Tuhan?


8. Tindakan-tindakan iman


“Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati. “ (Ibr. 11:4)


“Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,” (Ibr. 11:17)


Sama seperti Habel dan Abraham oleh karena iman bertindak untuk mentaati perintah Tuhan, maka pada zaman kinipun anak-anak Allah dituntut untuk mempersembahkan tindakan-tindakan ketaatan sebagai manifestasi kepercayaan mereka kepada Tuhan. Tindakan-tindakan kita merupakan suatu manifestasi otomatis dari berdiamnya iman yang sejati didalam kita. Sama seperti roh yang menghidupkan tubuh kita, tindakan-tindakan iman kita merupakan bukti bahwa iman didalam kita itu adalah iman yang sesungguhnya:


“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yak. 2:26)


Adakah anda telah mempersembahkan tindakan-tindakan iman anda sebagai persembahan kepada Tuhan?


9. Harta kita


"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” (Mat. 6:19-20)


“Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.” (Luk. 12:33)


Anda dapat memberi persembahan kepada orang-orang miskin. Persembahan itu merupakan investasi Anda di kekekalan. Dengan uang Anda juga dapat memberi bagi perkembangan dan pengelolaan Kerajaan Allah di dunia melalui gereja Anda. Uang tersebut harus digunakan untuk pekerjaan pekabaran Injil, pengajaran dan penggembalaan, tetapi tidak boleh dipakai oleh pribadi-pribadi gembala untuk memperkaya diri. Di dalam Perjanjian Baru, persembahan melalui gereja diutamakan dipakai untuk pekerjaan penginjilan yang dicontohkan oleh kehidupan rasul Paulus dan rasul-rasul lainnya.


Sudahkah Anda memakai uang Anda untuk menolong orang yang susah?


Salam Kristen Awam

FB page: @KristenAwamPencariSorga


Youtube Channel: Kristen Awam


Website:


Buku-buku tulisan Kristen Awam dan terbitan BTBP dapat anda unduh di:


Uraian detil tentang persembahan baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru dapat diunduh dari link berikut:

83 views0 comments

Recent Posts

See All

Cara Instal Blog ini Jadi Ikon

Rekan2 Kristen Awam/BTBM Utk memudahkan akses ke situs ini, lakukan 2 langkah ini utk instal ikon situs ke hp atau desktop Anda: Saat...

Commentaires


bottom of page